Larik bermajas personifikasi yang sesuai untuk melengkapi puisi tersebut adalah
Larik bermajas personifikasi yang sesuai untuk melengkapi puisi tersebut adalah -
Pertanyaan
Jeritan Malam
Di kelam hitam mengepung
............................
Merintih ke langit
Derita hidup mengepung
menjerit bangsaku sedang berjuang
merintinh ke langit
tenaga mesin menembus kelam
berputar roda atas rel tertentu
terus menuju ke stasiun akhir
semangat wajah menembus kelam
berjuang bangsaku atas cinta tertentu
terus menuju negara merdeka!
Larik bermajas personifikasi yang sesuai untuk melengkapi puisi tersebut adalah ....
a. kami berdua menanti
b. menjerit peluit kereta malam
c. ratapan pekik melangit
d. bangkit berlari menumbuhkan kepala
e. entah mengapa
Jawaban yang tepat adalah b. menjerit peluit kereta malam
Majas personifikasi adalah salah satu jenis majas (gaya bahasa) yang memberikan atribut atau karakteristik manusia kepada benda mati, hewan, atau hal-hal abstrak. Dalam personifikasi, objek atau hal tersebut diberikan sifat-sifat manusia seperti berbicara, berpikir, merasa, dan bertindak. Tujuan dari majas personifikasi adalah untuk memberikan kesan lebih hidup, menggambarkan dengan lebih jelas, atau menghidupkan objek atau hal yang diceritakan.
Contoh penggunaan majas personifikasi dalam kalimat:
"Pohon itu menyapa saya dengan daun-daun hijaunya yang lebat." - Dalam kalimat ini, pohon diberikan sifat-sifat manusia, yaitu "menyapa," padahal pohon sebenarnya tidak memiliki kemampuan berbicara.
"Angin malam membisikkan rahasia pada telingaku." - Dalam contoh ini, angin diberikan sifat "membisikkan," yang sebenarnya adalah aksi yang hanya bisa dilakukan manusia.
"Bulan tersenyum di antara awan-awan putih." - Dalam kalimat ini, bulan diberikan sifat manusia, yaitu "tersenyum," padahal bulan sebenarnya adalah benda mati yang tidak memiliki kemampuan emosi.
"Laut menari dengan gelombang-gelombangnya yang riang." - Dalam contoh ini, laut diberikan sifat "menari," yang mencerminkan gerakan manusia, padahal laut sebenarnya hanya bergerak karena efek pasang-surut dan angin.
Majas personifikasi memberikan dimensi baru pada tulisan atau percakapan, menjadikannya lebih menarik dan menggugah imajinasi pembaca atau pendengar. Hal ini sering digunakan dalam sastra, puisi, prosa, dan bahasa sehari-hari untuk memberikan efek kreatif dan menghidupkan gambaran atau pengalaman yang ingin disampaikan.
Perlu diingat bahwa majas personifikasi hanya merupakan gaya bahasa dan bukanlah penggambaran objek atau hal yang sesungguhnya. Penggunaan majas ini mendorong pembaca atau pendengar untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan lebih mendalam.
majas personifikasi dapat menciptakan suasana yang lebih emosional, mencerahkan cerita, atau menyampaikan pesan dengan lebih kuat. Ketika objek atau hal abstrak diberikan sifat-sifat manusia, hal tersebut membuat pembaca merasa lebih dekat dan terhubung dengan apa yang sedang dibahas.
Contoh penggunaan majas personifikasi dalam puisi:
"Hujan menangis di bahu malam,
Menitikkan air mata pilu,
Dalam sunyi yang pilu, ia meratap.
Angin berbisik di antara daun,
Menyampaikan rahasia bumi,
Dalam suara lembutnya, ia bercerita.
Bunga tersenyum pada pagi,
Menyambut sinar mentari,
Dalam keindahannya, ia berdansa.
Hidup dalam alam semesta,
Tanpa batas, tanpa akhir,
Segala yang ada merasakan, merindu, dan mencintai."
Dalam contoh puisi di atas, majas personifikasi digunakan untuk menghidupkan elemen alam seperti hujan, angin, dan bunga. Hujan diberikan sifat menangis dan meratap, angin berbicara dengan suara lembut, dan bunga tersenyum dan berdansa. Semua ini menciptakan gambaran yang lebih hidup dan memberikan dimensi emosional pada alam semesta, sehingga pembaca merasa lebih terhubung dan merasakan pengalaman dengan lebih intens.
Penggunaan majas personifikasi juga sering ditemukan dalam dongeng atau cerita rakyat. Tokoh-tokoh seperti matahari, bulan, bintang, dan alam lainnya diberikan sifat-sifat manusia, yang membantu pembaca atau pendengar untuk lebih mudah terhubung dengan cerita tersebut.
"Sang Matahari menjulang tinggi di langit biru,
Memancarkan sinarnya yang hangat dan cemerlang,
Ia berusaha menerangi dunia yang gelap.
Namun, Sang Bulan merasa cemburu,
Ingin ia juga dikenal dan dipuja,
Dengan cahayanya yang lembut dan menggoda.
Keduanya berlomba-lomba, siapa yang lebih dihargai,
Hingga akhirnya Sang Bintang turun tangan,
Mengingatkan mereka bahwa setiap bintang berarti sesuatu.
"Kalian berdua memiliki keunikan dan peran kalian masing-masing,
Tidak perlu iri atau saling berlomba,
Kalian adalah bagian dari tata surya yang indah dan sempurna."
Dalam cerita di atas, matahari, bulan, dan bintang diberikan sifat-sifat manusia seperti rasa cemburu dan keinginan untuk dihargai. Hal ini menghadirkan konflik yang menarik dalam cerita dan memberikan pelajaran tentang pentingnya menerima peran dan keunikan masing-masing.
Secara keseluruhan, majas personifikasi memiliki peran penting dalam sastra dan bahasa. Dengan memberikan sifat manusia pada objek atau hal lainnya, majas ini membantu meningkatkan daya tarik cerita, memperkuat pesan, dan memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pembaca atau pendengar. Penggunaan majas personifikasi menunjukkan kekuatan bahasa dalam menciptakan gambaran dan emosi yang kuat, sehingga cerita menjadi lebih berkesan dan tak terlupakan.
Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.
Posting Komentar untuk "Larik bermajas personifikasi yang sesuai untuk melengkapi puisi tersebut adalah"