Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa kecepatan turun penerjun payung melambat setelah parasut terbuka

Mengapa kecepatan turun penerjun payung melambat setelah parasut terbuka - Kecepatan turun penerjun payung melambat setelah parasut terbuka karena adanya gaya hambat udara yang bekerja pada parasut. Ketika penerjun membuka parasut, parasut akan menangkap udara di bawahnya dan menciptakan hambatan udara yang signifikan.


Gaya hambat udara (drag) adalah gaya yang bekerja berlawanan arah dengan gerakan benda melalui udara. Gaya hambat udara tergantung pada beberapa faktor, termasuk bentuk, luas permukaan, dan kecepatan benda yang bergerak melalui udara. Pada saat parasut terbuka, permukaan besar dan bentuk yang dirancang khusus dari parasut menciptakan gaya hambat udara yang cukup besar.


Ketika parasut terbuka, gaya hambat udara yang dihasilkan oleh parasut menjadi lebih besar daripada gaya gravitasi yang menarik penerjun ke bawah. Inilah yang menyebabkan perlambatan kecepatan turun penerjun. Gaya hambat udara yang bekerja pada parasut menghasilkan gaya netto yang berlawanan arah dengan gerakan turun penerjun. Semakin besar gaya hambat udara, semakin lambat kecepatan turunnya.


Perlu diperhatikan bahwa perlambatan kecepatan turun penerjun setelah parasut terbuka juga tergantung pada beberapa faktor lain, seperti berat penerjun, ukuran dan desain parasut, serta kondisi atmosferik seperti kecepatan angin. Namun, secara umum, efek utama yang menyebabkan perlambatan adalah gaya hambat udara yang dihasilkan oleh parasut setelah terbuka.


Dengan perlambatan kecepatan turun, penerjun memiliki waktu yang lebih lama untuk mendarat dengan aman dan mengontrol pergerakan mereka sebelum mencapai tanah. Hal ini memungkinkan penerjun untuk mengurangi kecepatan turun mereka secara bertahap dan menghindari benturan yang keras saat mendarat.


Pada peristiwa terjun payung, terdapat beberapa gaya yang terlibat, yaitu:


Gaya gravitasi: Gaya gravitasi adalah gaya tarik bumi yang menarik penerjun payung ke arah bawah. Gaya ini bertanggung jawab atas percepatan penerjun ke arah tanah sebelum parasut terbuka.


Gaya hambat udara: Setelah parasut terbuka, gaya hambat udara menjadi signifikan. Gaya hambat udara bertindak berlawanan arah dengan gerakan penerjun dan membantu melambatkan kecepatan turunnya. Parasut menciptakan gaya hambat udara yang cukup besar untuk melawan gaya gravitasi dan menghasilkan perlambatan.


Fungsi parasut pada saat terjun payung adalah untuk memperlambat kecepatan turun penerjun dan menciptakan perlawanan terhadap gaya gravitasi. Ketika parasut terbuka, parasut menangkap udara di bawahnya dan menciptakan gaya hambat udara yang signifikan. Hal ini memungkinkan penerjun untuk melayang di udara dengan kecepatan yang lebih rendah dan secara perlahan turun ke tanah dengan aman.


Ya, terdapat gaya gesek pada peristiwa terjun payung. Gaya gesek terjadi ketika permukaan benda bergesekan dengan medium sekitarnya, dalam hal ini udara. Ketika penerjun turun dengan parasut terbuka, permukaan parasut bergesekan dengan lapisan udara di sekitarnya, yang menghasilkan gaya gesek udara. Gaya gesek ini memberikan kontribusi terhadap gaya hambat udara yang melambatkan kecepatan turun penerjun.


Paralayang menggunakan gaya angkat dan gaya hambat udara. Gaya angkat dihasilkan oleh peralatan paralayang yang memiliki bentuk seperti sayap pesawat terbang. Ketika angin mengalir melalui sayap paralayang, gaya angkat terbentuk dan mengangkat paralayang ke atas. Selain itu, gaya hambat udara juga berperan dalam mengontrol pergerakan dan kecepatan paralayang di udara. Para pilot paralayang menggunakan teknik terbang dan mengatur sudut serangan sayap untuk menghasilkan gaya angkat yang diperlukan untuk terbang dan memanuver di udara.

Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.

Posting Komentar untuk "Mengapa kecepatan turun penerjun payung melambat setelah parasut terbuka"