Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak rajin dan pohon pengetahuan

Anak rajin dan pohon pengetahuan

Dongeng – Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan

Pada suatu waktu, hiduplah seorang anak yang rajin belajar. Mogu namanya. Usianya 7 tahun. Sehari-hari ia berladang. Juga mencari kayu bakar di hutan. Hidupnya sebatang kara. Mogu amat rajin membaca. Semua buku habis dilahapnya. Ia rindu akan pengetahuan.


Suatu hari ia tersesat di hutan. Hari sudah gelap. Akhirnya Mogu memutuskan untuk bermalam di hutan. Ia bersandar di pohon dan jatuh tertidur.


Dalam tidurnya, samar-samar Mogu mendengar suara memanggilnya. Mula-mula ia berpikir itu hanya mimpi. Namun, di saat ia terbangun, suara itu masih memanggilnya. “Anak muda, bangunlah! Siapakah engkau? Mengapa kau ada disini?” Mogu amat bingung. Darimana suara itu berasal? Ia mencoba melihat ke sekeliling. “Aku disini. Aku pohon yang kau sandari!” ujar suara itu lagi.

Seketika Mogu menengok. Alangkah terkejutnya ia! Pohon yang disandarinya ternyata memiliki wajah di batangnya.


“Jangan takut! Aku bukan makhluk jahat. Aku Tule, pohon pengetahuan. Nah, perkenalkan dirimu,” ujar pohon itu lagi lembut.


“Aku Mogu. Pencari kayu bakar. Aku tersesat, jadi terpaksa bermalam disini,” jawab Mogu takut-takut.

“Nak, apakah kau tertarik pada ilmu pengetahuan? Apa kau bisa menyebutkan kegunaannya bagimu?” tanya pohon itu.


“Oh, ya ya, aku sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Aku jadi tahu banyak hal. Aku tak mudah dibodohi dan pengetahuanku kelak akan sangat berguna bagi siapa saja. Sayangnya, sumber pengetahuan di desaku amat sedikit. Sedangkan kalau harus ke kota akan membutuhkan biaya yang besar. Aku ingin sekali menambah ilmuku tapi tak tahu bagaimana caranya.”


“Dengarlah, Nak. Aku adalah pohon pengetahuan. Banyak sekali orang mencariku, namun tak berhasil menemukan. Hanya orang yang berjiwa bersih dan betul-betul haus akan pengetahuan yang dapat menemukanku. Kau telah lolos dari persyaratan itu. Aku akan mengajarimu berbagai pengetahuan. Bersediakah kau?” tanya si pohon lagi. Mendengar hal itu Mogu sangat girang.


Sejak hari itu Mogu belajar pada pohon pengetahuan. Hari-hari berlalu dengan cepat. Mogu tumbuh menjadi pemuda yang tampan. Pengetahuannya amat luas. Suatu hari pohon itu berkata, “Mogu, kini pergilah mengembara. Carilah pengalaman yang banyak. Gunakanlah pengetahuan yang kau miliki untuk membantumu. Jika ada kesulitan, kau boleh datang padaku.”


Mogu pun mengembara ke desa-desa. Ia memakai pengetahuannya untuk membantu orang. Memperbaiki irigasi, mengajar anak-anak membaca dan menulis… Akhirnya Mogu tiba di ibukota. Di sana ia mengikuti ujian negara. Mogu berhasil lulus dengan peringkat terbaik sepanjang abad. Raja amat kagum akan kepintarannya.


Namun, ada pejabat lama yang iri terhadapnya. Pejabat Monda ini tidak senang Mogu mendapat perhatian lebih dari raja. Maka ia mencari siasat supaya Mogu tampak bodoh di hadapan raja. “Tuan, Mogu. Hari ini hamba ingin mengajukan pertanyaan. Anda harus dapat menjawabnya sekarang juga di hadapam Baginda,” kata pejabat Monda.


“Silakan Tuan Monda. Hamba mendengarakan,” jawab Mogu.


“Berapakah ukuran tinggi tubuhku?” tanyanya.


“Kalau hamba tak salah, tinggi badan anda sama panjang dengan ujung jari anda yang kiri sampai ujung jari anda yang kanan bila dirintangkan,” jawab Mogu tersenyum. Pejabat Monda dan raja tidak percaya. Mereka menyuruh seseorang mengukurnya. Ternyata jawaban Mogu benar. Raja kagum dibuatnya.


Pejabat Monda sangat kesal, namun ia belum menyerah. “Tuan Mogu. Buatlah api tanpa menggunakan pemantik api.”

Dengan tenang Mogu mengeluarkan kaca cembung, lalu mengumpulkan setumpuk daun kering. Ia membuat api, menggunakan kaca yang dipantul-pantulkan ke sinar matahari. Tak lama kemudian daun kering itupun terbakar api. Raja semakin kagum. Sementara Tuan Monda semakin kesal.


“Luar biasa! Baiklah! Aku punya satu pertanyaan untukmu. Aku pernah mendengar tentang pohon pengetahuan. Jika pengetahuanmu luas, kau pasti tahu dimana letak pohon itu. Bawalah aku ke sana,” ujar Raja.


Mogu ragu. Setelah berpikir sejenak, “Hamba tahu, Baginda. Tapi tidak boleh sembarang orang boleh menemuinya. Sebenarnya, pohon itu adalah guru hamba. Hamba bersedia mengantarkan Baginda. Tapi kita pergi berdua saja dengan berpakaian rakyat biasa. Setelah bertemu dengannya, berjanjilah Baginda takkan memberitahukanya pada siapapun,” ujar Mogu serius.


Raja menyanggupi. Setelah menempuh perjalanan jauh, sampailah mereka di tujuan. “Salam, Baginda. Ada keperluan apa hingga Baginda datang menemui hamba?” sapa pohon dengan tenang.


“Aku ingin menjadi muridmu juga. Aku ingin menjadi raja yang paling bijaksana,” kata raja kepada pohon pengetahuan.

“Anda sudah cukup bijaksana. Dengarkanlah suara hati rakyat. Pahamilah perasaan mereka. Lakukan yang terbaik untuk rakyat anda. Janganlah mudah berprasangka. Selebihnya muridku akan membantumu. Waktuku sudah hampir habis. Sayang sekali pertemuan kita begitu singkat,” ujar pohon pengetahuan seolah tahu ajalnya sudah dekat.


Tiba-tiba Monda menyeruak bersama sejumlah pasukan. “Kau harus ajarkan aku!” teriaknya pada pohon pengetahuan.


“Tidak bisa. Kau tak punya hati yang bersih.”


Jawaban pohon itu membuat Monda marah. Ia memerintahkan pasukannya untuk membakar pohon pengetahuan. Raja dan Mogu berusaha menghalangi namun mereka kewalahan. Walau berhasil menghancurkan pohon pengetahuan, Monda dan pengikutnya tak luput dari hukuman. Mereka tiba-tiba tewas tersambar petir. Sebelum meninggal, pohon pengetahuan memberikan Mogu sebuah buku. Dengan buku itu Mogu semakin bijaksana. Bertahun-tahun kemudian, Raja mengangkat Mogu menjadi raja baru.

Pertanyaan!

Orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, resolusi pada cerpen anak rajin dan pohon pengetahuan


Jawaban:

Orientasi:

Cerita ini dimulai dengan memperkenalkan tokoh utama, seorang anak bernama Mogu, yang sangat rajin belajar dan haus akan pengetahuan. Meskipun hidupnya sulit dan ia tinggal sendirian, Mogu tetap gigih dalam belajar dan ingin menambah ilmunya.


Rangkaian Peristiwa:

Mogu tersesat di hutan dan memutuskan untuk bermalam di sana. Saat ia tertidur, ia mendengar suara memanggilnya dan terbangun untuk menemukan bahwa pohon yang ia sandari memiliki wajah dan dapat berbicara.

Pohon tersebut mengenalkan dirinya sebagai Tule, pohon pengetahuan, dan menawarkan untuk mengajar Mogu berbagai pengetahuan. Mogu dengan senang hati menerima tawaran tersebut.

Mogu belajar dari pohon pengetahuan setiap hari dan pengetahuannya semakin meluas. Ia kemudian memutuskan untuk mengembara dan menggunakan pengetahuannya untuk membantu orang lain di desa-desa yang ia kunjungi.

Mogu akhirnya tiba di ibukota dan mengikuti ujian negara, di mana ia berhasil lulus dengan peringkat terbaik sepanjang abad. Raja terkesan dengan kecerdasannya.


Komplikasi:

Pejabat Monda, yang iri terhadap kecerdasan dan perhatian yang diberikan raja pada Mogu, mencoba untuk membuat Mogu tampak bodoh di hadapan raja. Namun, Mogu dengan bijaksana dan menggunakan pengetahuannya, berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Pejabat Monda dengan benar.


Resolusi:

Setelah Mogu berhasil menjawab pertanyaan Pejabat Monda, raja semakin kagum padanya. Kemudian, Pejabat Monda mencoba menantang Mogu untuk membawanya ke pohon pengetahuan, tetapi Mogu menyarankan mereka pergi berdua dengan berpakaian seperti rakyat biasa. Setelah mencapai pohon pengetahuan, raja dan Mogu mendapat nasihat berharga dari pohon tersebut. Namun, Pejabat Monda yang tidak memiliki hati yang bersih, marah dan memerintahkan untuk membakar pohon pengetahuan. Meskipun pohon itu hancur, Monda dan pasukannya mendapat hukuman tak terduga dan tewas oleh petir.

Sebagai warisan terakhir, pohon pengetahuan memberikan Mogu sebuah buku yang membuatnya semakin bijaksana. Bertahun-tahun kemudian, Mogu diangkat sebagai raja yang baru.


Dengan demikian, orientasi cerita adalah pengenalan tokoh dan latar belakangnya, rangkaian peristiwa terdiri dari perjumpaan Mogu dengan pohon pengetahuan, perjalanan dan pembelajaran Mogu, serta ujian negara dan tantangan yang dihadapi. Komplikasi muncul dalam bentuk kecemburuan Pejabat Monda dan upaya untuk merendahkan Mogu, sedangkan resolusinya adalah kejayaan Mogu sebagai raja dan hukuman yang diterima Pejabat Monda.


Apa kesimpulan dari cerita Anak Rajin dan Pohon pengetahuan?

Kesimpulan dari cerita "Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan" adalah sebagai berikut:

Nilai-nilai kerajinan dan kehausan akan pengetahuan: Cerita menggambarkan betapa pentingnya kerajinan dan keinginan yang kuat untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan. Mogu, tokoh utama, merupakan contoh anak yang gigih dan rajin belajar, yang menghargai pengetahuan sebagai kunci untuk kemajuan.


Pengetahuan sebagai kekuatan: Pengetahuan diperlihatkan sebagai sumber kekuatan yang memungkinkan Mogu membantu orang lain dan mencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Dengan pengetahuan yang luas, Mogu mampu memecahkan masalah dan memberikan manfaat bagi masyarakat.


Perlunya hati yang bersih dan jujur: Pohon pengetahuan hanya dapat ditemukan oleh mereka yang memiliki hati yang bersih dan jujur. Hal ini menunjukkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam mencari pengetahuan dan menggunakan pengetahuan itu untuk kebaikan.


Bahaya iri dan prasangka: Karakter Pejabat Monda mewakili bahaya iri dan prasangka dalam cerita. Iri hati dan prasangka dapat menghancurkan hubungan dan merugikan orang lain. Dalam cerita ini, Pejabat Monda tidak dapat mengakses pohon pengetahuan karena kekurangannya yang mendasar, yaitu tidak memiliki hati yang bersih dan jujur.


Kebaikan dan kebijaksanaan yang dihargai: Meskipun Mogu menghadapi rintangan dan cobaan, kebaikan, kebijaksanaan, dan penggunaan pengetahuan yang bijaksana membawanya menuju kesuksesan. Pohon pengetahuan memberikan nasihat penting tentang mendengarkan suara hati rakyat dan bertindak untuk kepentingan mereka.


Kesimpulan utama dari cerita ini adalah pentingnya nilai-nilai seperti kerajinan, kejujuran, integritas, dan kebijaksanaan dalam mencari pengetahuan, menggunakan pengetahuan itu dengan baik, dan menjalani kehidupan yang bermakna.

Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.

Posting Komentar untuk "Anak rajin dan pohon pengetahuan"