Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ala hadiniyah

 Ala hadiniyah - Dalam agama Islam, doa merupakan salah satu ibadah yang sangat penting. Melalui doa, umat Muslim berkomunikasi dengan Allah SWT, memohon ampunan, rahmat, petunjuk, dan keberkahan-Nya. Namun, ada sebuah kalimat yang sering diucapkan sebelum memulai doa yang memiliki makna mendalam, yaitu "على هذه النية وعلى كل نية صالحة؛ الفاتحة" (Ala hadiniyah wa ala kuliyati sholihah : alfatihah).


Kalimat tersebut memiliki arti "Atas niat ini dan setiap niat yang baik (semoga) diberkahi dengan Al-Fatihah." Dalam konteks ini, "Al-Fatihah" mengacu pada surat pertama dalam Al-Quran yang memiliki keutamaan dan keberkahan tersendiri.


Mengapa kita perlu mengawali doa dengan membaca Al-Fatihah? Hal ini dikarenakan Al-Fatihah memiliki nilai spiritual dan makna yang dalam. Surat ini dianggap sebagai pintu masuk untuk memulai komunikasi dengan Allah SWT. Dengan membaca Al-Fatihah di awal doa, kita mengharapkan agar doa yang kita panjatkan mudah dikabulkan dan lebih diridhoi oleh Allah SWT.


Selain itu, dengan mengucapkan kalimat ini, kita juga mengakui pentingnya niat yang baik dalam berdoa. Niat yang baik adalah salah satu faktor penting dalam menjalankan ibadah. Ketika kita memiliki niat yang tulus dan ikhlas dalam berdoa, hal itu akan meningkatkan kualitas doa kita dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.


Dalam konteks ini, kalimat "على هذه النية وعلى كل نية صالحة؛ الفاتحة" juga mengajarkan kita untuk senantiasa memperhatikan dan memperbaiki niat dalam setiap aspek kehidupan. Tidak hanya dalam berdoa, tetapi juga dalam menjalankan ibadah, bekerja, berinteraksi dengan sesama, dan dalam setiap tindakan yang kita lakukan. Niat yang baik akan menjadi landasan yang kuat dalam menjalankan segala hal dengan penuh keikhlasan dan pengabdian kepada Allah SWT.


Dengan demikian, mengawali doa dengan Al-Fatihah dan kalimat tersebut adalah suatu pengingat penting bagi umat Muslim untuk selalu menjaga niat yang baik dalam beribadah dan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan niat yang tulus dan mengiringi doa dengan Al-Fatihah, kita berharap agar doa kita diterima oleh Allah SWT, mendapatkan keberkahan-Nya, dan mendapatkan petunjuk serta rahmat-Nya.


Oleh karena itu, marilah kita selalu mengingat pentingnya niat yang baik dan mengawali doa dengan Al-Fatihah, sebagai langkah awal untuk memperkuat ikatan spiritual kita dengan Allah SWT, serta mendapatkan keberkahan dan ridho-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.


Tawassul adalah istilah Arab yang berasal dari kata "wa-sa-la-wasilat". Wasilah sendiri berarti sarana atau jalan yang digunakan untuk mendekati, mencapai, atau meraih suatu tujuan. Dalam konteks agama Islam, tawassul mengacu pada upaya seseorang untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT melalui penggunaan wasilah atau perantara tertentu.


Salah satu contoh tawassul yang sering digunakan dalam doa adalah kalimat "على هذه النية وعلى كل نية صالحة؛ الفاتحة" (Ala hadzihi - n - niyyati wa li kulli niyyatin sholihah bi barokati Ummil Quran, Al Fatihah). Artinya, "Atas niat ini dan setiap niat yang baik (semoga) diberkahi dengan ummul Quran, Al Fatihah."


Dalam penggunaan kalimat tawassul tersebut, umat Muslim mengakui bahwa mereka memohon kepada Allah SWT dengan menggunakan perantara atau wasilah yang telah diberikan-Nya. Dalam hal ini, wasilah yang digunakan adalah Al-Fatihah, yaitu surat pertama dalam Al-Quran yang dianggap sebagai salah satu wasilah yang memiliki keberkahan dan keistimewaan tersendiri.


Pentingnya tawassul dalam doa adalah sebagai bentuk pengakuan bahwa kita sebagai hamba yang lemah dan butuh kepada Allah SWT. Dalam berdoa, kita mengharapkan pertolongan, rahmat, dan keberkahan-Nya. Namun, tawassul bukanlah bentuk penyembahan kepada perantara atau wasilah tersebut, melainkan sebagai sarana untuk memperkuat keyakinan dan ikhtiar kita dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Dalam tawassul, perantara atau wasilah yang digunakan juga dapat beragam, seperti menyebutkan nama-nama Nabi Muhammad SAW, para sahabat, wali Allah, atau orang-orang sholeh yang telah diberkahi oleh-Nya. Namun, penting untuk diingat bahwa wasilah tersebut hanyalah sebagai sarana untuk memohon kepada Allah SWT, bukan sebagai objek penyembahan.


Dalam praktek tawassul, umat Muslim meyakini bahwa Allah SWT adalah satu-satunya yang berhak menerima doa dan memberikan segala karunia. Wasilah atau perantara hanyalah sebatas sarana yang diizinkan oleh-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk memahami konsep tawassul dengan benar dan menjaga agar tidak jatuh dalam bentuk penyembahan kepada perantara tersebut. Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.

Posting Komentar untuk "Ala hadiniyah"