Berikan contoh kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu
Berikan contoh kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu - Kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu adalah salah satu kebudayaan prasejarah yang terjadi sebelum manusia mengenal tulisan. Kebudayaan ini terjadi pada masa prasejarah, di mana manusia hidup sebagai pengumpul dan pemburu di alam terbuka. Kebudayaan ini ditemukan di banyak tempat di dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa contoh kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu di Indonesia antara lain:
Pertama, kebudayaan masyarakat berburu dan meramu yang menggunakan kapak perimbas atau kapak genggam. Kapak perimbas atau kapak genggam adalah sejenis kapak yang terbuat dari batu dan tidak memiliki tangkai. Cara penggunaannya adalah dengan cara digenggam. Kapak ini digunakan untuk mengorek dan menggemburkan tanah, untuk memukul bahan makanan, melempar binatang buruan, maupun mencari umbi-umbian. Fosil kapak genggam ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Parigi, Gombong, Bengkulu, Lahat, Timor, dan Flores.
Kedua, kebudayaan masyarakat berburu dan meramu yang menggunakan alat serpih. Alat serpih terbuat dari batu pecahan sisa-sisa pembuatan kapak perimbas atau genggam yang dibentuk hingga tajam. Alat serpih ini digunakan sebagai gurdi, penusuk, dan pisau yang berguna untuk menguliti binatang hasil perburuan, mengiris daging buruan, maupun untuk memotong tanaman umbi-umbian. Alat serpih ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Sangiran, Ngandong, Punung, Pacitan, Lahat, serta di Cabbenge dan Mengeruda, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Ketiga, kebudayaan masyarakat berburu dan meramu yang menggunakan alat-alat dari tulang dan kayu. Alat-alat dari tulang dan kayu dan terkadang juga tanduk rusa merupakan alat yang digunakan untuk menusuk hewan hasil buruan, untuk menggali tanaman umbi-umbian, serta digunakan untuk menombak ikan yang dilengkapi dengan kayu sebagai tangkainya. Alat-alat dari tulang dan kayu adalah peninggalan kebudayaan Ngandong, Jawa Timur, yang ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1941. Selain di Ngandong, alat-alat dari tulang juga ditemukan di daerah Gunung Kendeng, Bojonegoro.
Kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu memiliki ciri-ciri khas, antara lain kehidupan masyarakatnya yang berpindah-pindah atau nomaden, bahan makanan masyarakatnya tergantung pada ketersediaan oleh alam, masyarakatnya tinggal di gua-gua dekat tepi pantai, masyarakatnya sudah mengenal pembagian tugas, dan alat/perkakas masyarakatnya terdiri kebanyakan dari batu yang dibentuk.
Selain itu, kebudayaan masyarakat berburu dan meramu juga mencakup penggunaan alat-alat dari tulang dan kayu. Alat-alat ini terkadang juga terbuat dari tanduk rusa dan digunakan untuk menusuk hewan hasil buruan, menggali tanaman umbi-umbian, serta menombak ikan. Alat-alat dari tulang dan kayu merupakan peninggalan kebudayaan Ngandong di Jawa Timur yang ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1941. Selain itu, alat-alat dari tulang juga ditemukan di daerah Gunung Kendeng, Bojonegoro. Manusia yang menggunakan kebudayaan Ngandong adalah Homo Wajakkensis dan Homo Soloensis.
Kebudayaan masyarakat berburu dan meramu juga mencakup penggunaan kapak penetak yang memiliki bentuk mirip dengan kapak perimbas/genggam, namun ukurannya lebih besar dan dibuat dari fosil kayu. Kapak penetak digunakan untuk membelah kayu dan bambu. Alat ini ditemukan hampir di seluruh daerah Indonesia.
Terakhir, kebudayaan masyarakat berburu dan meramu juga mencakup penggunaan pebble. Pebble adalah alat yang mirip dengan kapak perimbas/genggam yang terbuat dari batu kali yang telah dipecah dan digunakan sebagai batu penggiling atau pipisan yang berguna untuk menghaluskan makanan.
Kebudayaan masyarakat berburu dan meramu merupakan kebudayaan prasejarah di mana manusia belum mengenal tulisan. Beberapa ciri kebudayaan masyarakat berburu dan meramu adalah kehidupan mereka yang berpindah-pindah atau nomaden, bahan makanan mereka yang tergantung pada ketersediaan alam, serta tempat tinggal mereka yang biasanya berupa gua-gua dekat tepi pantai. Meskipun demikian, masyarakat tersebut sudah mengenal pembagian tugas dan kebanyakan alat/perkakas yang mereka gunakan terdiri dari batu yang dibentuk.
Kebudayaan masyarakat berburu dan meramu telah menjadi bagian penting dalam sejarah manusia. Dengan kebudayaan ini, manusia purba dapat memperoleh makanan dan alat-alat yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan masyarakat berburu dan meramu telah mengalami banyak perubahan dan sekarang menjadi warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.
Posting Komentar untuk "Berikan contoh kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu"