Persoalannya, saat ini implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku menghadapi tantangan karena derasnya arus globalisasi. Menurut pendapat Anda, strategi apa yang dapat dijalankan untuk meningkatkan internalisasi Pancasila sebagai Identitas Nasional Indonesia jika dikaitkan dengan jurusan PGSD berdasarkan data yang ada di masyarakat Cantumkan sumber refrensinya juga!
Pertanyaan
Persoalannya, saat ini implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku menghadapi tantangan karena derasnya arus globalisasi. Menurut pendapat Anda, strategi apa yang dapat dijalankan untuk meningkatkan internalisasi Pancasila sebagai Identitas Nasional Indonesia jika dikaitkan dengan jurusan PGSD berdasarkan data yang ada di masyarakat
Cantumkan sumber refrensinya juga!
Jawaban :
implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku menghadapi tantangan di era globalisasi memang merupakan isu yang penting. Untuk meningkatkan internalisasi Pancasila sebagai Identitas Nasional Indonesia, terutama dalam konteks jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), ada beberapa strategi yang dapat dijalankan:
Integrasi dalam Kurikulum PGSD: Memastikan bahwa prinsip-prinsip Pancasila disatukan dalam kurikulum pendidikan guru sekolah dasar. Hal ini bisa dilakukan melalui integrasi nilai-nilai Pancasila dalam mata pelajaran yang diajarkan di PGSD, serta memperkuat pengajaran tentang sejarah dan nilai-nilai Pancasila.
Pengembangan Modul dan Materi Ajar Khusus: Pembuatan modul dan materi ajar khusus yang menggambarkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks pendidikan dasar. Modul ini harus dirancang agar relevan dengan kebutuhan anak-anak, sehingga mereka dapat memahami nilai-nilai Pancasila secara lebih baik.
Pelatihan dan Pengembangan Diri bagi Mahasiswa PGSD: Melakukan pelatihan dan pengembangan diri bagi mahasiswa PGSD tentang pentingnya dan cara menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta dalam proses pengajaran di sekolah dasar. Pelatihan ini dapat mencakup studi kasus, permainan peran, dan diskusi kelompok.
Kolaborasi dengan Pemerintah dan Lembaga Terkait: Menggalang kerjasama dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat untuk menyelenggarakan program-program yang mendukung internalisasi nilai-nilai Pancasila di tingkat sekolah dasar. Ini bisa berupa workshop, seminar, atau kegiatan lain yang melibatkan guru, siswa, orang tua, dan komunitas setempat.
Penggunaan Teknologi dan Media Sosial: Memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang nilai-nilai Pancasila dan mendorong diskusi serta refleksi tentang penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan melalui pembuatan konten-konten edukatif, forum diskusi online, dan kampanye sosial media.
Sumber Referensi:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2021). Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Diakses dari https://www.kemdikbud.go.id/main/
Pradana, G. (2018). Pendidikan Nilai Pancasila di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 1(1), 1-11.
Rahardjo, W. (2017). Pentingnya Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Generasi Muda. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 10(2), 120-132.
Catatan:
Saat Ini Implementasi Pancasila Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi
Pancasila dalam Tataran Sikap dan Perilaku: Tantangan dan Arus Globalisasi
Hello Sobat motorcomcom, selamat datang kembali di artikel dari MotorComCom yang kali ini akan membahas tentang tantangan yang dihadapi dalam implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku di tengah derasnya arus globalisasi. Sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia, Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk identitas dan karakter masyarakat. Namun, dalam era globalisasi yang ditandai dengan adanya arus informasi dan budaya dari berbagai belahan dunia, tantangan dalam mempertahankan dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila semakin kompleks.
Globalisasi telah membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Fenomena ini memungkinkan adanya interaksi yang lebih intensif antara berbagai negara dan budaya, namun juga membawa tantangan dalam mempertahankan identitas dan nilai-nilai lokal. Dalam konteks Pancasila, hal ini menghadirkan berbagai dilema antara nilai-nilai universal dengan nilai-nilai lokal yang khas.
Salah satu tantangan utama dalam implementasi Pancasila adalah adanya arus informasi dan budaya yang dominan dari luar negeri. Melalui media massa dan internet, nilai-nilai budaya Barat seringkali menjadi dominan dan meresap ke dalam tataran pikiran dan perilaku masyarakat Indonesia. Hal ini dapat menggeser posisi nilai-nilai Pancasila dan mengurangi kepedulian terhadap nilai-nilai luhur bangsa.
Selain itu, globalisasi juga membawa perubahan dalam pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Adopsi terhadap gaya hidup modern seringkali diidentikkan dengan kemajuan dan keberhasilan, sehingga nilai-nilai tradisional seringkali diabaikan atau dianggap ketinggalan zaman. Hal ini dapat mengakibatkan tergerusnya nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan yang merupakan bagian integral dari Pancasila.
Implikasi dari derasnya arus globalisasi terhadap implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku juga terlihat dalam semakin tergerusnya rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Individualisme yang dianut dalam budaya Barat seringkali menggantikan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang merupakan nilai dasar dalam Pancasila. Masyarakat cenderung lebih memilih untuk memperjuangkan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kepentingan bersama.
Dalam konteks pendidikan, arus globalisasi juga menimbulkan tantangan dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sikap dan perilaku siswa, namun pengaruh lingkungan luar yang dipengaruhi oleh globalisasi dapat mengurangi efektivitas upaya pendidikan karakter di sekolah.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat pendidikan nilai-nilai Pancasila di semua tingkatan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran tentang Pancasila di sekolah menjadi kunci dalam membangun kesadaran dan pemahaman yang kuat terhadap nilai-nilai Pancasila. Guru sebagai agen perubahan memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, peran orang tua juga tidak kalah penting dalam membentuk sikap dan perilaku anak-anak. Orang tua perlu memberikan contoh teladan dan memberikan pemahaman yang baik kepada anak-anak tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai landasan dalam menjalani kehidupan.
Di samping itu, masyarakat juga perlu terlibat aktif dalam memperkuat implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku. Melalui berbagai kegiatan sosial dan budaya yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila, masyarakat dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
Selain itu, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam memperkuat implementasi Pancasila, baik melalui kebijakan pendidikan maupun kebijakan sosial budaya. Dukungan yang kuat dari pemerintah akan membantu memperkuat infrastruktur pendidikan dan sosial budaya yang menjadi pondasi dalam membangun kesadaran dan kepatuhan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Sebagai upaya preventif, pemerintah juga dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap konten-konten yang beredar di media massa dan internet yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Langkah ini bertujuan untuk mencegah adopsi nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila oleh masyarakat.
Tantangan implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku di era globalisasi juga menuntut adanya keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh agama dan budayawan. Peran tokoh agama dalam memberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam Pancasila dapat membantu memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dukungan dari tokoh-tokoh budayawan juga sangat penting dalam memperkuat implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku. Melalui karya seni dan budaya, nilai-nilai Pancasila dapat disampaikan secara lebih menyentuh dan dapat diresapi oleh masyarakat dengan lebih dalam. Karya-karya seni yang mengangkat tema-tema kebangsaan dan nilai-nilai luhur Pancasila dapat menjadi media yang efektif dalam membangun kesadaran dan kecintaan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Di samping itu, pendekatan yang holistik juga perlu diterapkan dalam memperkuat implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku. Pendekatan ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan formal, pendidikan informal, hingga pengembangan kegiatan sosial dan budaya yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila.
Pentingnya memperkuat implementasi Pancasila juga harus disadari oleh setiap individu dalam masyarakat. Setiap individu memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman utama dalam bertindak dan berperilaku, setiap individu dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan.
Langkah-langkah konkret juga perlu diambil untuk memperkuat implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku. Salah satunya adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan sosial dan budaya yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila, seperti seminar, diskusi, pertunjukan seni, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai Pancasila.
Penguatan implementasi Pancasila juga harus dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Tantangan yang dihadapi dalam menghadapi arus globalisasi tidaklah mudah, namun dengan kesadaran dan komitmen yang kuat dari seluruh elemen masyarakat, implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku dapat terus diperkuat dan dijaga sebagai identitas nasional Indonesia yang membanggakan.
Dalam mengakhiri pembahasan mengenai tantangan implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku di era globalisasi, penting untuk diingat bahwa Pancasila bukanlah sekadar slogan atau simbol belaka, melainkan falsafah hidup yang harus dihayati dan diamalkan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan memperkuat implementasi Pancasila, kita dapat membangun masyarakat yang berdasarkan pada nilai-nilai luhur, persatuan, dan keadilan, sehingga dapat menjadi negara yang kokoh dan berdaulat di tengah arus globalisasi yang terus mengalir.
Sampai jumpa kembali di artikel MotorComCom berikutnya yang akan membahas topik menarik lainnya!
Posting Komentar untuk "Persoalannya, saat ini implementasi Pancasila dalam tataran sikap dan perilaku menghadapi tantangan karena derasnya arus globalisasi. Menurut pendapat Anda, strategi apa yang dapat dijalankan untuk meningkatkan internalisasi Pancasila sebagai Identitas Nasional Indonesia jika dikaitkan dengan jurusan PGSD berdasarkan data yang ada di masyarakat Cantumkan sumber refrensinya juga!"