Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menurut Saudara, bagaimanakah sebaiknya seorang manajer menjalankan fungsinya? Jelaskan secara singkat ciri-ciri yang membedakan antara seorang manajer dan non manajer! Menurut pendapat Anda, kapan manajemen itu muncul? Siapakah yang dikenal sebagai Bapak Manajemen ilmiah dan apa pendapatnya tentang manajemen? Mengapa perencanaan disebut sebagai sebuah proses tanpa akhir?

Pertanyaan

1. Menurut Saudara, bagaimanakah sebaiknya seorang manajer menjalankan fungsinya?

2. Jelaskan secara singkat ciri-ciri yang membedakan antara seorang manajer dan non manajer! 

3. Menurut pendapat Anda, kapan manajemen itu muncul?

4. Siapakah yang dikenal sebagai Bapak Manajemen ilmiah dan apa pendapatnya tentang manajemen? 

5. Mengapa perencanaan disebut sebagai sebuah proses tanpa akhir?


Jawaban:

1. Sebaiknya, seorang manajer menjalankan fungsinya dengan mengadopsi pendekatan yang berorientasi pada tujuan, keterlibatan, komunikasi terbuka, delegasi yang bijaksana, dan pengembangan tim. Berikut adalah beberapa poin yang dapat menjadi pedoman bagi seorang manajer:

Membuat Visi dan Tujuan yang Jelas: Seorang manajer harus memiliki visi yang jelas tentang arah yang ingin dicapai oleh tim atau organisasinya. Visi ini harus disertai dengan tujuan-tujuan yang terukur dan dapat dicapai.

Mendorong Keterlibatan: Manajer yang efektif memfasilitasi keterlibatan tim dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Ini menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan bersama.

Komunikasi Terbuka dan Efektif: Komunikasi yang jelas, terbuka, dan jujur sangatlah penting dalam menjalankan fungsi manajerial. Seorang manajer harus mampu mendengarkan dengan baik dan mengkomunikasikan informasi dengan jelas kepada tim.

Delegasi yang Bijaksana: Manajer harus dapat mengenali kekuatan dan kelemahan anggota timnya serta mendelegasikan tugas-tugas dengan bijaksana. Delegasi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan memperkuat keterlibatan tim.

Mengembangkan Tim: Seorang manajer harus berperan sebagai mentor dan pembimbing bagi anggota timnya. Ini mencakup memberikan umpan balik yang konstruktif, mendukung pengembangan keterampilan, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan personal dan profesional.

Menyeimbangkan Tugas dan Hubungan: Manajer perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara memenuhi tugas-tugas manajerial dan membangun hubungan yang baik dengan anggota timnya. Hubungan yang baik menciptakan ikatan yang kuat antara anggota tim dan memperkuat kerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Mengelola Konflik dengan Bijaksana: Konflik dalam tim tidak bisa dihindari, tetapi dapat dikelola dengan bijaksana. Seorang manajer harus mampu mengidentifikasi sumber konflik, memfasilitasi dialog terbuka, dan mencari solusi yang memuaskan bagi semua pihak.

Berorientasi pada Hasil: Akhirnya, seorang manajer harus berfokus pada pencapaian hasil yang diinginkan. Ini mencakup memonitor kinerja tim, mengevaluasi kemajuan terhadap tujuan, dan melakukan perubahan atau penyesuaian jika diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Dengan menerapkan pendekatan ini, seorang manajer dapat menjadi pemimpin yang efektif dan menginspirasi anggota timnya untuk mencapai kesuksesan bersama.




2.  Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang membedakan antara seorang manajer dan seorang non-manajer secara singkat:


Ciri-ciri Manajer:

Bertanggung Jawab untuk Mengelola Tim atau Departemen: Seorang manajer memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan mengarahkan tim atau departemen dalam mencapai tujuan organisasi.

Memiliki Wewenang dan Tanggung Jawab Keputusan: Seorang manajer memiliki wewenang untuk membuat keputusan terkait dengan tugas-tugas dan operasi tim atau departemen yang mereka pimpin.

Mengelola Sumber Daya: Manajer bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya organisasi, termasuk anggaran, waktu, dan tenaga kerja, untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Memiliki Peran dalam Perencanaan dan Strategi: Seorang manajer terlibat dalam perencanaan jangka panjang dan strategis organisasi serta dalam merancang dan melaksanakan rencana aksi untuk mencapai tujuan tersebut.

Memberikan Arahan dan Pengarahan: Manajer memberikan arahan dan pengarahan kepada anggota tim untuk memastikan bahwa pekerjaan diselesaikan sesuai dengan standar dan tenggat waktu yang ditetapkan.

Ciri-ciri Non-Manajer:

Bertanggung Jawab atas Pekerjaan Spesifik: Seorang non-manajer bertanggung jawab atas melaksanakan tugas atau pekerjaan spesifik yang sesuai dengan bidang atau fungsi kerjanya.

Tidak Memiliki Wewenang Keputusan yang Luas: Non-manajer biasanya tidak memiliki wewenang keputusan yang luas seperti manajer, tetapi mereka mungkin memiliki otonomi dalam membuat keputusan terkait dengan tugas-tugas mereka.

Bekerja di Bawah Arahan Manajer: Non-manajer bekerja di bawah arahan dan pengarahan manajer, dan mereka mungkin memiliki tanggung jawab untuk melapor tentang kemajuan pekerjaan mereka kepada manajer mereka.

Berfokus pada Tugas-Tugas Operasional: Non-manajer biasanya lebih fokus pada melaksanakan tugas-tugas operasional sehari-hari daripada merencanakan strategi atau mengelola tim.

Terlibat dalam Pelaksanaan Rencana yang Ditentukan: Non-manajer terlibat dalam melaksanakan rencana atau instruksi yang ditetapkan oleh manajer atau tim manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.

Dengan memahami perbedaan ini, seseorang dapat mengenali peran dan tanggung jawab yang berbeda antara seorang manajer dan seorang non-manajer dalam konteks organisasi.



3. Manajemen sebagai konsep dan praktik telah muncul sepanjang sejarah manusia, tetapi perkembangannya sebagai disiplin ilmu dan praktik organisasi modern dapat ditelusuri ke masa Revolusi Industri pada abad ke-18 dan ke-19. Ini adalah periode ketika perubahan besar terjadi dalam struktur sosial dan ekonomi, yang mengakibatkan perubahan signifikan dalam cara orang bekerja dan berproduksi.

Pada awalnya, manajemen muncul secara informal di tempat-tempat seperti pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan besar yang berkembang pesat selama Revolusi Industri. Pemilik perusahaan atau pengusaha bertanggung jawab atas mengatur produksi, mengawasi pekerja, dan mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan bisnis mereka.

Namun, dengan semakin kompleksnya operasi bisnis dan tuntutan yang lebih besar dari pasar, perluasan industri, dan perkembangan teknologi, manajemen menjadi semakin penting dan kompleks. Ini mendorong munculnya teori dan praktik manajemen yang lebih sistematis dan terorganisir.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, pemikir dan praktisi seperti Frederick Taylor, Henri Fayol, dan Max Weber berkontribusi pada pengembangan teori manajemen modern. Taylor, dengan pendekatannya yang dikenal sebagai "Scientific Management," menekankan pada efisiensi operasional dan peningkatan produktivitas melalui pengukuran dan analisis ilmiah terhadap pekerjaan.

Fayol, di sisi lain, mengembangkan prinsip-prinsip dasar manajemen yang umum yang mencakup fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian.

Weber membawa kontribusi penting dengan teori tentang birokrasi, yang menyoroti pentingnya struktur organisasi yang teratur dan standarisasi dalam mencapai efisiensi dan keadilan.

Sejak itu, manajemen terus berkembang sebagai bidang studi dan praktik yang melibatkan berbagai teori, metode, dan pendekatan yang berbeda untuk mengelola organisasi dan sumber daya mereka. Dengan perubahan yang terus berlangsung dalam dunia bisnis dan teknologi, manajemen terus beradaptasi dan berevolusi untuk mengatasi tantangan baru yang muncul.



4. Frederick Winslow Taylor dikenal sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah." Dia adalah seorang insinyur mekanikal dan ahli manajemen Amerika yang hidup pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Taylor merupakan salah satu tokoh utama dalam pengembangan manajemen ilmiah, pendekatan yang menekankan pada penggunaan metode ilmiah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proses produksi.

Pendapat Taylor tentang manajemen sangat dipengaruhi oleh pengamatannya terhadap praktek-praktek industri pada masanya. Dia menyadari bahwa banyak perusahaan menghadapi masalah efisiensi dan produktivitas yang signifikan karena kurangnya standar kerja yang jelas, kurangnya penggunaan metode ilmiah, dan rendahnya motivasi pekerja.

Taylor berpendapat bahwa masalah ini dapat diatasi melalui penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam manajemen. Salah satu konsep utama yang dia ajukan adalah ide bahwa pekerjaan harus didekati secara ilmiah, dengan menganalisis setiap langkah dalam proses produksi untuk mengidentifikasi metode terbaik dan standar yang paling efisien.

Taylor juga menekankan pentingnya penggunaan insentif material, seperti sistem upah prestasi, untuk mendorong motivasi dan kinerja pekerja. Menurutnya, insentif material akan mendorong pekerja untuk bekerja lebih keras dan lebih efisien, sehingga meningkatkan produktivitas keseluruhan.

Selain itu, Taylor mengusulkan pembagian kerja yang lebih spesifik dan jelas antara manajer dan pekerja. Manajer bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengatur pekerjaan, sementara pekerja bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan.

Meskipun pendekatannya menuai kontroversi dan kritik, terutama terkait dengan masalah pengelolaan hubungan industrial dan perlakuan terhadap pekerja, kontribusi Taylor dalam pengembangan manajemen ilmiah tidak dapat diragukan lagi. Ide-idenya telah memberikan landasan bagi pengembangan praktek manajemen modern, dan dia tetap diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah manajemen.


5. Perencanaan disebut sebagai proses tanpa akhir karena hal ini melibatkan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perencanaan dianggap sebagai proses tanpa akhir:

Dinamika Lingkungan: Lingkungan bisnis dan organisasi terus berubah, baik karena perubahan dalam teknologi, persaingan pasar, perubahan kebijakan pemerintah, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, perencanaan harus selalu disesuaikan dengan perubahan lingkungan untuk memastikan relevansinya dan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi.

Evaluasi dan Koreksi: Sebagian besar dari perencanaan melibatkan merumuskan rencana, melaksanakan rencana tersebut, dan kemudian mengevaluasi hasilnya. Evaluasi ini penting untuk menilai keberhasilan rencana dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau penyesuaian. Dengan demikian, proses perencanaan menjadi siklus yang terus berulang dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan.

Perubahan Prioritas dan Tujuan: Organisasi mungkin menemukan bahwa prioritas atau tujuan mereka berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan pasar, perkembangan teknologi baru, atau perubahan dalam tujuan strategis organisasi. Oleh karena itu, perencanaan harus fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dalam prioritas dan tujuan.

Peningkatan Kinerja: Proses perencanaan juga melibatkan upaya untuk terus meningkatkan kinerja organisasi. Ini bisa berarti menetapkan sasaran yang lebih ambisius, menemukan cara baru untuk meningkatkan efisiensi, atau mengeksplorasi peluang-peluang baru untuk pertumbuhan dan pengembangan.

Ketidakpastian Masa Depan: Masa depan selalu penuh dengan ketidakpastian, dan organisasi harus siap untuk menghadapi perubahan yang tidak terduga. Oleh karena itu, perencanaan harus mencakup strategi-strategi untuk mengatasi ketidakpastian dan risiko yang mungkin muncul di masa depan.

Dengan demikian, perencanaan merupakan proses yang terus berlangsung dan tidak pernah berakhir karena tuntutan untuk tetap relevan, beradaptasi dengan perubahan, dan terus meningkatkan kinerja organisasi. Itulah mengapa perencanaan dianggap sebagai proses tanpa akhir yang terus berlangsung sepanjang keberlangsungan organisasi.

Posting Komentar untuk "Menurut Saudara, bagaimanakah sebaiknya seorang manajer menjalankan fungsinya? Jelaskan secara singkat ciri-ciri yang membedakan antara seorang manajer dan non manajer! Menurut pendapat Anda, kapan manajemen itu muncul? Siapakah yang dikenal sebagai Bapak Manajemen ilmiah dan apa pendapatnya tentang manajemen? Mengapa perencanaan disebut sebagai sebuah proses tanpa akhir?"