Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Salah satu sintaks problem based learning adalah mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. contoh aktivitas pembelajarannya adalah…….

Pertanyaan

Salah satu sintaks problem based learning adalah mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. Contoh aktivitas pembelajarannya adalah? 

a. siswa berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah 

b. kelompok mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau yang diperoleh dari bahan bacaan 

c. kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah 

d. siswa melakukan penyelidikan (mencari data/referensi/sumber untuk bahan diskusi)

 e. semua jawaban benar 


Jawaban yang tepat adalah a. siswa berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah




Menggali Sintaks Problem Based Learning: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar

Hello Sobat Motorcomcom, Selamat Datang di Pembahasan Kita!

Hello Sobat Motorcomcom! Kita akan membahas topik menarik tentang sintaks Problem Based Learning (PBL), yang salah satu aspeknya adalah mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. Mari kita menjelajahi contoh aktivitas pembelajaran yang melibatkan siswa berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data, bahan, atau alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Ayo simak lebih lanjut!

Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan masalah di pusat proses pembelajaran. Salah satu sintaks PBL yang penting adalah kemampuan untuk mengorganisasikan peserta didik agar dapat belajar secara efektif. Hal ini mencakup pengaturan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat dalam pemecahan masalah dan pengembangan keterampilan kritis.

Contoh konkret dari sintaks ini dapat ditemukan dalam aktivitas di mana siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Diskusi ini menjadi landasan untuk menciptakan pemahaman bersama dan menggali lebih dalam ke akar masalah yang akan diselesaikan.

Selanjutnya, siswa dibagi menjadi kelompok kecil untuk memulai tahap pencarian data, bahan, atau alat yang diperlukan. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab tertentu, seperti mencari literatur, mengumpulkan data lapangan, atau merancang eksperimen. Pembagian tugas ini menciptakan kerjasama tim dan memastikan bahwa semua aspek masalah tercakup secara menyeluruh.




Proses ini tidak hanya memberikan peserta didik kesempatan untuk mengembangkan keterampilan riset dan analisis, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka dalam bekerja sebagai tim. Masing-masing anggota kelompok memiliki peran penting dalam mencapai tujuan bersama, dan kolaborasi ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

Langkah berikutnya adalah evaluasi dan penyusunan hasil temuan. Siswa kembali bersama untuk berdiskusi tentang data dan informasi yang telah mereka kumpulkan. Mereka bersama-sama menganalisis relevansi setiap temuan dengan masalah yang dihadapi dan mulai merumuskan solusi atau rekomendasi berdasarkan bukti yang ada.

Sintaks PBL ini menciptakan dinamika belajar yang berpusat pada siswa, di mana mereka tidak hanya menerima informasi tetapi juga terlibat secara aktif dalam menyusun pemahaman mereka sendiri. Diskusi dan kolaborasi antar siswa menjadi fondasi proses belajar yang memungkinkan pemahaman yang mendalam dan berkelanjutan.

Kelebihan utama dari sintaks ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Dengan berfokus pada pemecahan masalah nyata, mereka belajar untuk menerapkan konsep dan teori yang telah mereka pelajari dalam konteks yang relevan dan bermanfaat.

Selain itu, sintaks ini juga melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Dengan adanya tanggung jawab untuk mencari informasi dan menyusun hasil, siswa belajar untuk mandiri dan memiliki kontrol lebih terhadap proses belajar mereka.

Pentingnya komunikasi dalam proses ini juga tidak bisa diabaikan. Siswa tidak hanya berkomunikasi dengan anggota kelompok mereka, tetapi juga perlu berinteraksi dengan guru atau pendamping. Dialog ini membantu mereka memahami arah dan tujuan pembelajaran, serta mendapatkan umpan balik konstruktif.

Menyelaraskan aktivitas pembelajaran dengan dunia nyata juga merupakan inti dari sintaks ini. Siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengaplikasikan pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah konkret yang dihadapi oleh masyarakat atau industri. Hal ini menciptakan keterkaitan yang kuat antara pembelajaran di kelas dan kehidupan nyata.

Proses pemecahan masalah yang diikuti oleh siswa juga menciptakan peluang untuk refleksi. Mereka dapat mengevaluasi langkah-langkah yang mereka ambil, mengidentifikasi hambatan yang dihadapi, dan merumuskan strategi perbaikan. Ini membangun sikap reflektif dan kesadaran diri sebagai pembelajar.

Sintaks ini tidak hanya memfasilitasi proses pembelajaran, tetapi juga menciptakan keterampilan tambahan yang sangat dicari di dunia kerja, seperti keterampilan kolaborasi, pemecahan masalah, dan komunikasi efektif. Ini memberikan siswa keunggulan kompetitif saat memasuki pasar kerja.

Melanjutkan pembahasan mengenai sintaks Problem Based Learning, mari kita bahas lebih lanjut tentang cara aktivitas pembelajaran ini tidak hanya membentuk pemahaman konsep, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional siswa. Sintaks ini memberikan ruang untuk memperkuat kompetensi seperti keterampilan komunikasi, kerjasama, dan empati.

Dalam proses diskusi, siswa tidak hanya berbagi ide tetapi juga belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain dengan terbuka. Kemampuan untuk menyampaikan argumen, bertukar ide, dan memberikan umpan balik konstruktif menjadi bagian integral dari keterampilan komunikasi yang dikembangkan melalui sintaks ini.

Pembagian tugas dalam kelompok menciptakan kesempatan bagi siswa untuk menghargai perbedaan peran dan tanggung jawab. Ini bukan hanya pembelajaran tentang tugas spesifik, tetapi juga tentang bagaimana setiap peran berkontribusi terhadap keseluruhan proyek. Pemahaman ini menciptakan dasar untuk pengembangan keterampilan kerjasama yang solid.

Dalam mencari data, bahan, atau alat, siswa tidak hanya mengandalkan buku teks atau sumber informasi konvensional. Mereka diajak untuk menjelajahi sumber daya yang beragam, termasuk internet, wawancara dengan ahli, atau pengamatan langsung. Ini melibatkan pengembangan keterampilan literasi informasi dan penelitian yang krusial di era digital ini.

Proses penyusunan hasil temuan dan merumuskan solusi melibatkan pemikiran kritis dan analitis. Siswa perlu mengevaluasi informasi yang mereka temukan, memilah yang relevan, dan menyusunnya dalam kerangka solusi yang masuk akal. Ini melatih mereka untuk berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan data yang ada.

Sintaks ini juga menciptakan ruang untuk pengembangan kreativitas. Siswa diberikan kebebasan untuk mencari solusi yang inovatif terhadap masalah yang dihadapi. Pemikiran kreatif ini menjadi keterampilan berharga dalam menghadapi tantangan di dunia nyata, di mana solusi out-of-the-box sering kali diperlukan.

Model pembelajaran ini juga memfasilitasi penerapan teknologi dalam proses pembelajaran. Siswa dapat menggunakan berbagai alat digital untuk mencari informasi, membuat presentasi, atau merancang solusi. Pengintegrasian teknologi memperkenalkan mereka pada keterampilan digital yang semakin penting dalam masyarakat modern.

Sintaks ini menciptakan situasi di mana siswa belajar dengan melibatkan empati. Mereka tidak hanya fokus pada solusi teknis, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari solusi yang mereka ajukan. Hal ini menciptakan kesadaran tentang tanggung jawab sosial dalam pengambilan keputusan.

Penting untuk dicatat bahwa kesuksesan sintaks ini sangat tergantung pada peran guru sebagai pendamping. Guru perlu mendukung, membimbing, dan memberikan arahan yang diperlukan selama proses pembelajaran. Pendekatan ini menciptakan hubungan saling percaya antara guru dan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang positif.

Proses refleksi setelah selesai proyek juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenali perkembangan pribadi mereka. Mereka dapat melihat kemajuan dalam pemahaman konsep, perkembangan keterampilan, dan perubahan dalam sikap dan pola pikir. Refleksi ini membantu mereka memahami nilai pembelajaran yang mereka peroleh dari proses tersebut.

Melalui sintaks ini, siswa juga diajak untuk mempertimbangkan keberlanjutan solusi yang mereka ajukan. Bagaimana solusi yang diusulkan dapat berkelanjutan dalam jangka panjang, dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Ini menciptakan pemahaman tentang tanggung jawab terhadap masa depan dan keberlanjutan.

Dalam situasi di mana kegagalan mungkin terjadi, siswa belajar untuk mengelola ketidakpastian dan menghadapi tantangan dengan sikap positif. Hal ini menciptakan mentalitas belajar yang adaptif dan ketangguhan yang berguna di berbagai aspek kehidupan.

Selain itu, sintaks ini dapat memberikan dorongan bagi siswa untuk mengejar minat dan bakat mereka. Dalam proses mencari solusi untuk masalah yang diberikan, mereka dapat menemukan kecenderungan atau minat baru yang dapat dikembangkan lebih lanjut di masa depan.

Sebagai penutup, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar melalui sintaks Problem Based Learning membawa manfaat besar, tidak hanya dalam hal pemahaman konsep, tetapi juga dalam pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kreativitas. Pembelajaran yang berpusat pada siswa, kolaboratif, dan relevan dengan dunia nyata menciptakan fondasi yang kuat untuk kesuksesan siswa di masa depan.

Sampai Jumpa Kembali, Sobat Motorcomcom!

Terima kasih atas perhatian kalian dalam membaca artikel ini. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya yang akan membahas topik yang tidak kalah menariknya!

Posting Komentar untuk "Salah satu sintaks problem based learning adalah mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. contoh aktivitas pembelajarannya adalah……."