Asumsikan Perusahaan produk Sweet Sundae Ice Cream juga membiayai operasional perusahaan dengan salah satu komponen pendanaannya berasal dari saham biasa. Pihak Manajemen keuangan sedang menghitung biaya saham biasa lama (saham yang telah diterbitkan) dan saham biasa baru yang akan diterbitkan. Saham yang telah dijual ke pasar sekitar 1.500.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 4.000,00 per lembar. Saat ini saham tersebut dijual di pasar seharga Rp 10.000,00 per lembar. Perusahaan baru saja membayarkan dividen untuk tahun ini sebesar Rp 500,00 per lembar dan dividen diperkirakan akan tumbuh sebesar 12% per tahun. Jika saham biasa baru diterbitkan saat ini, biaya penerbitan saham diperkirakan sebesar 2,5% dari nilai nominal. Berdasarkan data di atas, hitunglah berapa biaya saham biasa lama dan biaya saham biasa baru tersebut?
Pertanyaan
Asumsikan Perusahaan produk Sweet Sundae Ice Cream juga membiayai operasional perusahaan dengan salah satu komponen pendanaannya berasal dari saham biasa. Pihak Manajemen keuangan sedang menghitung biaya saham biasa lama (saham yang telah diterbitkan) dan saham biasa baru yang akan diterbitkan. Saham yang telah dijual ke pasar sekitar 1.500.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 4.000,00 per lembar. Saat ini saham tersebut dijual di pasar seharga Rp 10.000,00 per lembar. Perusahaan baru saja membayarkan dividen untuk tahun ini sebesar Rp 500,00 per lembar dan dividen diperkirakan akan tumbuh sebesar 12% per tahun. Jika saham biasa baru diterbitkan saat ini, biaya penerbitan saham diperkirakan sebesar 2,5% dari nilai nominal. Berdasarkan data di atas, hitunglah berapa biaya saham biasa lama dan biaya saham biasa baru tersebut?
Jawaban:
Untuk menghitung biaya saham biasa lama, kita perlu mengetahui harga pasar saat ini dan dividen yang dibayarkan.
Harga pasar saat ini adalah Rp 10.000,00 per lembar.
Dividen yang dibayarkan adalah Rp 500,00 per lembar.
Biaya saham biasa lama dapat dihitung menggunakan rumus:
Biaya Saham Biasa Lama = Dividen / Harga Pasar + Pertumbuhan Dividen
Dalam hal ini, pertumbuhan dividen adalah 12% per tahun.
Menggantikan nilai ke dalam rumus:
Biaya Saham Biasa Lama = 500 / 10000 + 0.12 = 0.05 + 0.12 = 0.17 atau 17%
Jadi, biaya saham biasa lama adalah 17%.
Biaya Saham Biasa Baru
Untuk menghitung biaya saham biasa baru, kita perlu mengetahui biaya penerbitan saham baru.
Biaya penerbitan saham baru diperkirakan sebesar 2,5% dari nilai nominal.
Nilai nominal per lembar saham adalah Rp 4.000,00.
Biaya saham biasa baru dapat dihitung menggunakan rumus:
Biaya Saham Biasa Baru = Biaya Penerbitan / Harga Emiten + Pertumbuhan Dividen
Menggantikan nilai ke dalam rumus:
Biaya Saham Biasa Baru = (0.025 * 4000) / 10000 + 0.12 = 0.1 + 0.12 = 0.22 atau 22%
Jadi, biaya saham biasa baru adalah 22%.
Catatan:
Saham biasa (common stock) adalah bentuk kepemilikan suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham untuk mendapatkan keuntungan dan hak suara dalam rapat pemegang saham. Saham biasa dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu saham biasa lama (existing/common stock) dan saham biasa baru (new/common stock).
Saham Biasa Lama (Existing/Common Stock):
Saham biasa lama merujuk pada saham yang telah diterbitkan dan beredar di pasar saham oleh perusahaan sejak sebelumnya. Pemegang saham biasa lama adalah investor atau pemilik perusahaan yang telah membeli saham tersebut sebelumnya. Harga saham biasa lama ditentukan oleh kekuatan pasar dan fluktuasi permintaan dan penawaran.
Saham Biasa Baru (New/Common Stock):
Saham biasa baru merujuk pada saham yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai penambahan dari jumlah saham yang sudah beredar. Penerbitan saham biasa baru biasanya dilakukan sebagai salah satu bentuk pendanaan perusahaan. Penerbitan saham biasa baru dapat terjadi melalui penawaran umum (IPO) atau penawaran saham tambahan setelah perusahaan sudah terdaftar di bursa saham.
Dalam konteks pertanyaan sebelumnya, ketika kita berbicara tentang biaya saham biasa lama dan biaya saham biasa baru, kita sedang membahas biaya yang terkait dengan penggunaan modal dari dua jenis saham ini. Biaya ekuitas atau biaya modal sendiri merujuk pada tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham sebagai imbalan atas investasi mereka.
Pada perhitungan biaya ekuitas, kita perlu memahami dan menghitung faktor-faktor seperti harga pasar saham, dividen yang dibayarkan, pertumbuhan dividen, dan biaya penerbitan saham baru untuk menentukan biaya saham biasa lama dan biaya saham biasa baru.
Posting Komentar untuk "Asumsikan Perusahaan produk Sweet Sundae Ice Cream juga membiayai operasional perusahaan dengan salah satu komponen pendanaannya berasal dari saham biasa. Pihak Manajemen keuangan sedang menghitung biaya saham biasa lama (saham yang telah diterbitkan) dan saham biasa baru yang akan diterbitkan. Saham yang telah dijual ke pasar sekitar 1.500.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 4.000,00 per lembar. Saat ini saham tersebut dijual di pasar seharga Rp 10.000,00 per lembar. Perusahaan baru saja membayarkan dividen untuk tahun ini sebesar Rp 500,00 per lembar dan dividen diperkirakan akan tumbuh sebesar 12% per tahun. Jika saham biasa baru diterbitkan saat ini, biaya penerbitan saham diperkirakan sebesar 2,5% dari nilai nominal. Berdasarkan data di atas, hitunglah berapa biaya saham biasa lama dan biaya saham biasa baru tersebut? "