Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

bila merujuk pada kategori budaya politik almond dan powell, selama tahun 1999 sampai dengan sekarang, indonesia berada pada kategori budaya politik yang mana? uraikan tentang budaya politik tersebut

Pertanyaan

bila merujuk pada kategori budaya politik almond dan powell, selama tahun 1999 sampai dengan sekarang, indonesia berada pada kategori budaya politik yang mana? uraikan tentang budaya politik tersebut


Jawaban:


Budaya politik dalam kerangka konsep Almond dan Powell adalah salah satu cara untuk memahami cara orang dalam suatu negara berinteraksi dengan sistem politik mereka. Terdapat empat kategori budaya politik dalam teori ini, yaitu:

Parokial (Parochial): Budaya politik parokial menggambarkan masyarakat yang memiliki keterlibatan politik yang rendah. Orang-orang dalam budaya politik parokial cenderung tidak tertarik atau tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang urusan politik. Mereka mungkin lebih fokus pada masalah sehari-hari mereka dan kurang peduli dengan politik nasional atau internasional.

Subjek (Subject): Budaya politik subjek menggambarkan masyarakat yang memiliki keterlibatan politik yang lebih besar, tetapi cenderung pasif. Masyarakat dalam budaya politik subjek akan mengikuti pemimpin mereka dan menaati aturan politik yang ada tanpa banyak partisipasi aktif.

Partisipan (Participant): Budaya politik partisipan menggambarkan masyarakat yang aktif terlibat dalam politik. Masyarakat ini peduli dengan isu-isu politik, terlibat dalam pemilihan, kampanye, dan diskusi politik, dan memiliki pemahaman yang baik tentang sistem politik mereka.

Kemampuan (Participant): Budaya politik kemampuan menggambarkan masyarakat yang aktif terlibat dalam politik dan juga merasa memiliki kemampuan untuk memengaruhi proses politik. Masyarakat ini tidak hanya aktif tetapi juga percaya bahwa mereka memiliki peran yang signifikan dalam pengambilan keputusan politik.

Untuk menentukan kategori budaya politik Indonesia selama tahun 1999 sampai sekarang, ini sangat tergantung pada sudut pandang individu dan masyarakat yang berpartisipasi dalam politik. Namun, secara umum, Indonesia telah mengalami perubahan besar dalam politiknya selama periode ini. Pada awal 2000-an, setelah masa otoritarian Orde Baru berakhir, Indonesia mengalami transformasi politik menuju demokrasi yang lebih terbuka. Ini telah menghasilkan meningkatnya partisipasi politik dan kesadaran politik di antara masyarakat.

Selama tahun-tahun ini, kita dapat mengatakan bahwa Indonesia cenderung bergerak dari budaya politik yang lebih pasif, seperti budaya politik subjek, ke arah budaya politik yang lebih aktif, seperti budaya politik partisipan. Namun, ini adalah generalisasi, dan individu dan kelompok masyarakat yang berbeda mungkin memiliki tingkat partisipasi politik yang berbeda-beda.

Penting untuk diingat bahwa budaya politik adalah konsep abstrak dan kompleks yang dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Selain itu, situasi politik di Indonesia dapat berubah dari waktu ke waktu, sehingga analisis budaya politik dapat sangat tergantung pada konteks sejarah dan situasi politik yang sedang berlangsung pada suatu waktu.

Selain faktor sejarah, banyak hal lain yang dapat memengaruhi budaya politik suatu negara, termasuk perubahan sosial, ekonomi, dan politik. Beberapa faktor yang mungkin memengaruhi budaya politik Indonesia selama tahun 1999 sampai dengan saat ini adalah:

Demokratisasi: Indonesia telah bergerak menuju sistem demokrasi yang lebih terbuka selama periode ini, dan ini telah mendorong masyarakat untuk lebih aktif terlibat dalam politik. Pemilihan umum, kampanye politik, dan kebebasan berekspresi telah memungkinkan warga negara untuk berpartisipasi secara lebih aktif dalam proses politik.

Kemajuan teknologi: Perkembangan teknologi komunikasi, terutama internet dan media sosial, telah memberikan akses yang lebih mudah kepada warga negara untuk mendapatkan informasi politik, berdiskusi, dan menyuarakan pendapat mereka. Ini telah memungkinkan partisipasi politik yang lebih besar di kalangan masyarakat.

Perubahan sosial dan ekonomi: Perubahan sosial dan ekonomi juga dapat memengaruhi budaya politik. Pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan perubahan sosial dapat memicu perubahan nilai dan pandangan politik dalam masyarakat.

Isu-isu politik dan perubahan kebijakan: Isu-isu politik tertentu, seperti isu hak asasi manusia, lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya, dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politik dan sikap masyarakat terhadap politik.

Peran pemimpin politik: Peran pemimpin politik, baik yang terpilih maupun yang di luar pemerintahan, dapat mempengaruhi budaya politik. Pemimpin politik yang menggalang partisipasi dan kesadaran politik bisa memotivasi warga negara untuk lebih aktif dalam politik.

Penting untuk diingat bahwa budaya politik adalah dinamis dan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, mungkin ada variasi dalam budaya politik di Indonesia dari satu periode waktu ke periode waktu lainnya. Selain itu, berbagai kelompok masyarakat dan individu di Indonesia mungkin memiliki tingkat partisipasi politik yang berbeda-beda tergantung pada latar belakang, nilai, dan kepentingan mereka.

Penting juga untuk melakukan penelitian lebih mendalam dan analisis yang lebih terperinci untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang budaya politik di Indonesia selama periode yang spesifik.

Posting Komentar untuk "bila merujuk pada kategori budaya politik almond dan powell, selama tahun 1999 sampai dengan sekarang, indonesia berada pada kategori budaya politik yang mana? uraikan tentang budaya politik tersebut"