Aksi maling tertangkap cctv teks anekdot

 Unsur kebahasaan 

bacalah kembali anekdot dan berjudul aksi maling tertangkap cctv dan dosen yang mejadi pejabat.kemudian analisisnya unsur kebahasaannya dengan menggunakan tabel berikut ini.aksi maling tertangkap cctv

Jawaban:

Unsur kebahasaan teks Aksi Maling Tertangkap CCTV adalah

1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu

Seorang warga melapor kemalingan. 

2. Kalimat retoris (kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban)

“Kemalingan kok beruntung?”

3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu

(tidak ada)

4. Penggunaan kata kerja aksi

“Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”

5. Penggunaan kalimat perintah

“Itu ilegal. Anda saya tangkap.”

6. Penggunaan kalimat seru

“Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.

Unsur kebahasaan teks Dosen yang Menjadi Pejabat adalah

1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.

2. Kalimat retoris (kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban)

“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”

3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu

(tidak ada)

4. Penggunaan kata kerja aksi

“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.

5. Penggunaan kalimat perintah

“Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

6. Penggunaan kalimat seru

“Loh, apa hubungannya.”

Catatan: kedua teks anekdot tersebut berbentuk dialog, sehingga tidak ada konjungsi yang menyatakan hubungan waktu. Berbeda apabila teks anekdot berbentuk naratif.

Catatan:

Teks anekdot adalah salah satu bentuk tulisan yang biasanya digunakan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita ringan dan lucu dari kehidupan sehari-hari. Dalam teks anekdot, terdapat beberapa unsur kebahasaan yang digunakan untuk memperkuat cerita dan membuatnya lebih menarik. Unsur-unsur kebahasaan ini membantu dalam menyampaikan pesan dan humor cerita dengan efektif. Beberapa unsur kebahasaan yang umumnya ditemukan dalam teks anekdot adalah sebagai berikut:

Menggunakan Kalimat yang Menyatakan Peristiwa Masa Lalu

Dalam teks anekdot, cerita-cerita lucu atau kejadian-kejadian unik seringkali berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Penulis menggunakan kalimat-kalimat yang menggambarkan peristiwa yang sudah terjadi sebagai dasar cerita. Contohnya, "Pada suatu hari di masa sekolah, saya..."

Menggunakan Kalimat Retoris atau Kalimat Pertanyaan yang Tidak Membutuhkan Jawaban

Penulis teks anekdot seringkali menggunakan kalimat retoris atau pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Hal ini digunakan untuk memancing tawa atau perhatian pembaca. Contohnya, "Siapa yang pernah mengalami situasi aneh seperti ini?"

Menggunakan Konjungsi atau Kata Penghubung yang Menyatakan Hubungan Waktu

Untuk menjalin cerita, penggunaan kata-kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu seperti "kemudian," "setelah itu," atau "sebelumnya" adalah penting. Ini membantu pembaca untuk mengikuti alur cerita dengan baik.

Menggunakan Kata Kerja Aksi

Agar cerita terasa lebih hidup, teks anekdot seringkali menggunakan kata kerja aksi untuk menggambarkan peristiwa. Kata kerja aksi memungkinkan pembaca untuk membayangkan apa yang sedang terjadi. Contohnya, "Saya terjatuh dan tergelincir di tengah hujan deras."

Menggunakan Kalimat Perintah (Imperative Sentence)

Dalam teks anekdot, terkadang penulis menggunakan kalimat perintah untuk menyoroti suatu tindakan atau reaksi yang lucu. Contohnya, "Tertawa saja saat itu!"

Menggunakan Kalimat Seru

Untuk mengekspresikan kejutan, keheranan, atau kebahagiaan, penulis seringkali menggunakan kalimat seru. Kalimat seru dapat memperkuat reaksi atau emosi yang ingin disampaikan dalam cerita. Contohnya, "Oh tidak! Itu sungguh lucu!"

Semua unsur kebahasaan di atas membantu menciptakan nuansa ceria dan menghibur dalam teks anekdot. Dengan menggabungkan unsur-unsur ini secara cermat, penulis dapat membuat cerita yang menarik dan mengundang tawa pembaca.