Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

jika kembali ke semester lalu dimana anda merasa belum optimal mengasah nalar, kemampuan berpikir, dan mengembangkan kebutuhan batin murid anda, di materi apa anda mau mengajar kembali dan memperbaiki dengan cara apa?

 jika kembali ke semester lalu dimana anda merasa belum optimal mengasah nalar, kemampuan berpikir, dan mengembangkan kebutuhan batin murid anda, di materi apa anda mau mengajar kembali dan memperbaiki dengan cara apa?

jawaban

Guru adalah profesi yang berjasa dalam mengajar dan membimbing muridnya. Guru juga merupakan orangtua kita disekolah. Apabila saya seorang guru dan saya memilih pensiun jika saya ingin mengembalikan waktu maka :

  • Saya ingin kembali mengajar mengembangkan kebutuhan batin murid saya. Saya akan mencoba membangun empati terhadap murid . Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antarmanusia. Mampu merasakan kondisi emosional orang lain membuat kita dapat membangun relationship yang akrab dengan orang lain. Empati dipahami sebagai perasaan, pikiran, dan motif seseorang yang dapat dimengerti secara menyeluruh oleh orang lain. Disertai ungkapan penerimaan terhadap keadaan orang lain. Empati, baik untuk guru maupun peserta didik semakin diperlukan dalam pendidikan sebagai upaya mencapai keberhasilan proses pembelajaran.

Pembahasan

Guru adalah Orang tua kita di sekolah yang mendidik setiap anaknya (Muridnya) dengan penuh ketabahan, ketelitian, dan kecerdasaan. Baik itu seorang Bapak Guru atau Ibu Guru, semuanya adalah orang tua kedua bagi seluruh murid.

Contoh perilaku Hormat dan patuh kepada guru :

  1. Mendengarkan guru ketika sedang menerangkan pelajaran.
  2. Mematuhi apa yang di perintahkan jika itu baik.
  3. Memberi salam ketika bertemu dengan guru.
  4. Berkata dengan perkataan lemah lembut.
  5. Merendahkan diri di hadapannya.

Mengapa kita harus menghormati seorang guru?... Karena guru adalah orang yang sangat berjasa terhadap diri kita. Beliau bersedia memberikan ilmu pemgetahuan yang banyak kepada kita agar kita menjadi manusia yang lebih terarah lagi.



Saya Ingin Kembali Mengajar Mengembangkan Kebutuhan Batin Murid Saya

Memahami Pentingnya Empati dalam Hubungan Guru dan Murid

Hello, Sobat motorcomcom! Selamat datang kembali di artikel menarik kita kali ini. Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang keinginan saya untuk kembali mengajar dan mengembangkan kebutuhan batin murid saya. Salah satu hal penting yang akan saya tekankan dalam proses pembelajaran adalah membangun empati terhadap murid. Mengapa empati begitu penting? Kita akan bahas bersama-sama dalam artikel ini.

Empati, Pondasi Interaksi Hubungan Antarmanusia

Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami kondisi emosional orang lain secara menyeluruh. Ini adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antarmanusia, termasuk hubungan antara guru dan murid. Dengan memiliki empati, kita dapat lebih dekat dan akrab dengan orang lain, termasuk para murid kita. Mampu memahami perasaan, pikiran, dan motif mereka adalah kunci untuk membangun ikatan yang kuat dalam proses pembelajaran.

Membangun Empati dalam Pendidikan

Empati sangat penting dalam dunia pendidikan. Sebagai seorang guru, memiliki empati membantu kita untuk lebih peka terhadap kebutuhan dan kesulitan murid kita. Melalui empati, kita dapat menyediakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif, sehingga setiap murid merasa dihargai dan diterima. Dengan merasakan keadaan orang lain, kita juga dapat menyesuaikan gaya mengajar agar sesuai dengan kebutuhan individual masing-masing murid.

Peran Empati dalam Proses Pembelajaran

Empati tidak hanya bermanfaat bagi guru, tetapi juga bagi peserta didik. Dalam lingkungan yang penuh empati, murid merasa lebih nyaman untuk berbagi pemikiran dan perasaan mereka. Ini membuka pintu bagi komunikasi yang lebih baik dan mendalam antara guru dan murid. Ketika ada saling pengertian dan penerimaan, proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan produktif.

Keberhasilan Proses Pembelajaran dengan Empati

Ketika seorang guru mampu merasakan kondisi emosional muridnya, mereka dapat mengidentifikasi tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh murid. Hal ini memungkinkan guru untuk memberikan dukungan dan bantuan yang tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih lancar dan berhasil. Selain itu, adanya empati juga meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi murid, karena mereka merasa didengar dan dipahami.

Menjadi Guru yang Empatis

Membangun empati memerlukan kesadaran dan kemauan untuk melihat dunia dari perspektif orang lain. Sebagai seorang guru, kita harus berusaha untuk selalu peka terhadap perasaan dan kebutuhan murid kita. Mendengarkan dengan teliti, memberikan dukungan tanpa menghakimi, dan menunjukkan penerimaan terhadap perbedaan adalah langkah-langkah kecil namun signifikan dalam menjadi guru yang lebih empatik.

Membuka Ruang untuk Ekspresi Emosi

Selama proses pembelajaran, seorang guru harus menciptakan lingkungan yang aman bagi murid untuk mengekspresikan emosi mereka. Kita tidak boleh mengabaikan atau mengabaikan perasaan mereka. Sebaliknya, kita harus mengajarkan mereka cara mengelola emosi dengan baik dan memberikan dukungan ketika mereka mengalami kesulitan emosional.

Mengatasi Tantangan dalam Membangun Empati

Tentu saja, membangun empati tidak selalu mudah. Setiap murid memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, dan ada kalanya kita sulit memahami perasaan mereka sepenuhnya. Namun, dengan komitmen dan latihan, kita dapat mengatasi tantangan ini. Mendengarkan dengan hati-hati, bertanya lebih banyak, dan berempati dengan tulus adalah beberapa cara untuk mengatasi hambatan dalam membangun empati.

Empati sebagai Dasar Pendidikan Inklusif

Penting untuk diingat bahwa empati adalah kunci dalam menciptakan pendidikan inklusif. Dalam lingkungan belajar yang inklusif, setiap murid diterima dan dihargai, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau kondisi mereka. Seorang guru yang empatis dapat memastikan bahwa semua murid merasa diterima dan didukung dalam proses pembelajaran.

Keindahan Hubungan Guru dan Murid yang Empatis

Hubungan yang didasari oleh empati adalah hubungan yang indah. Seorang guru yang empatis dapat menjadi teladan yang baik bagi muridnya dalam cara berinteraksi dengan orang lain. Murid yang merasa didengar, dimengerti, dan dihargai oleh guru mereka akan membawa pembelajaran ini ke dalam kehidupan sehari-hari mereka, menciptakan lingkungan yang lebih empatik di masyarakat.

Kesimpulan: Empati, Kunci Sukses dalam Pendidikan

Empati adalah kualitas penting yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Dengan empati, kita dapat merasakan dan memahami kondisi emosional murid kita, sehingga dapat memberikan dukungan yang tepat dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh adanya hubungan yang kuat antara guru dan murid, yang didasari oleh saling pengertian dan penerimaan. Mari kita terus mengembangkan empati dalam diri kita dan menjadi guru yang lebih baik untuk masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan empatik.

Sampai Jumpa Kembali di Artikel Menarik Lainnya!

Posting Komentar untuk "jika kembali ke semester lalu dimana anda merasa belum optimal mengasah nalar, kemampuan berpikir, dan mengembangkan kebutuhan batin murid anda, di materi apa anda mau mengajar kembali dan memperbaiki dengan cara apa?"