Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya?

 bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya?

jawaban

Dalam konteks social budaya, “menuntun” berorientasi pada tiga semboyan KI Hadjar Dewantara. Yaitu dalam “Ing Ngarso Sung Tuladha” yang bermakna guru memberikan teladan yang baik kepada peserta didik. Sebagai pemberi teladan harus senantiasa sadar terhadap pikiran, perkataan, dan tindakannya. “Ing Madya Mangun Karso” yaitu guru berperan sebagai pelopor atau pemrakarsa. Artinya guru bertindak sebagi pelopor mencetuskan ide-ide kepada muridnya. Guru di tengah memberikan motivasi, menggugah semangat, kemauan dan niat. “Tut wuri Handayani” artinya guru berupaya penuh memberi dorongan dan arahan kepada peserta didik. Menuntun dengan sabar agar peserta ddik bisa memahami dirinya dan berkembang sesuai kemampuan dan keunikan. Perubahan konkret yang dapat sayalakukan untuk mewujudkannya adalah melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Saya sebagai guru hanya memfasilitasi dan menuntun mereka untuk mencapai tujuan.

Perwujudan 'Menuntun' dalam Konteks Sosial Budaya: Menginspirasi Perubahan Positif

Memahami Konsep 'Menuntun' dalam Semboyan KI Hadjar Dewantara

Dalam konteks sosial budaya, konsep "menuntun" mengemuka sebagai pijakan penting dalam tiga semboyan KI Hadjar Dewantara. Semboyan-semboyan tersebut—yakni "Ing Ngarso Sung Tuladha," "Ing Madya Mangun Karso," dan "Tut wuri Handayani"—menegaskan peran sentral guru dalam membentuk individu yang berkualitas.

'Ing Ngarso Sung Tuladha': Teladan dalam Berpikir, Berkata, dan Bertindak

Ing Ngarso Sung Tuladha mengajarkan bahwa sebagai guru, kita harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. Ini tidak hanya tentang memberikan ilmu, tetapi juga tentang menjadi contoh dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. Menunjukkan integritas dan nilai-nilai positif dalam segala aspek kehidupan adalah cara nyata "menuntun" dalam sosial budaya kita.

'Ing Madya Mangun Karso': Guru sebagai Pelopor Ide dan Semangat

Guru juga berperan sebagai pelopor, seperti dalam semboyan Ing Madya Mangun Karso. Menginspirasi perubahan konkret memerlukan guru untuk menjadi inisiatif dalam memunculkan ide-ide baru di kalangan peserta didik. Selain memberikan pengetahuan, guru juga membantu menggugah semangat, kemauan, dan niat untuk berinovasi dan berkontribusi positif dalam lingkungan sosial dan budaya.

'Tut wuri Handayani': Mendukung dan Membimbing Pertumbuhan Individu

Semboyan Tut wuri Handayani menekankan pentingnya membimbing peserta didik dengan penuh kesabaran. Guru berperan sebagai pengarah, membantu peserta didik memahami potensi unik mereka dan berkembang sesuai kapasitas masing-masing. Proses ini adalah perwujudan konkret dari "menuntun" dalam sosial budaya, di mana pemberian arahan dan dorongan menjadi kunci dalam membentuk individu yang lebih baik.

Perubahan Konkret Menuju Penerapan 'Menuntun' yang Lebih Baik

Bagaimana kita dapat mengimplementasikan konsep "menuntun" dalam kehidupan sehari-hari? Salah satu perubahan konkret yang dapat kita lakukan adalah mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Sebagai guru, peran kita bukan hanya memberikan informasi, tetapi juga memfasilitasi dan membimbing mereka menuju pencapaian tujuan. Dengan memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengeksplorasi ide-ide, mendukung semangat mereka, dan membimbing mereka dengan penuh sabar, kita mewujudkan konsep "menuntun" KI Hadjar Dewantara dalam konteks sosial budaya kita.

Pandangan Masa Depan: Menciptakan Lingkungan yang Mendorong 'Menuntun'

Menuju masa depan, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendorong dan mendukung praktik "menuntun" ini. Ini bisa dilakukan melalui pengembangan program pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter dan nilai-nilai positif, serta melalui kerjasama antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam membentuk individu yang tangguh dan berempati.

Kesimpulan

Konsep "menuntun" dalam konteks sosial budaya merupakan pijakan penting dalam membentuk individu yang berkualitas. Dengan mengadopsi semboyan KI Hadjar Dewantara, kita dapat memperkuat peran guru sebagai teladan, pelopor ide, dan pembimbing pertumbuhan. Melalui perubahan konkret dalam pendekatan pembelajaran dan menciptakan lingkungan yang mendukung, kita dapat mewujudkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari dan membawa perubahan positif dalam masyarakat.

Posting Komentar untuk "bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya?"