Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

tugas mandiri 4.3 pkn kelas 9

Tugas mandiri 4.3 pkn kelas 9

Perjanjian Malino Beri Kontribusi Selesaikan Konflik Maluku


Siwalimanews.com, Ambon - Gubernur Maluku, KA Ralahalu dalam releksi sepuluh tahun Perjanjian Malino yang berlangsung di Lantai VII Kantor Gubernur Maluku, Selasa (14/2), mengatakan, apa yang dihasilkan dari Perjanjian Malino 12 Februari 2002, telah memberikan kontribusi besar yang mengarah pada penyelesaian konflik di masa lalu.


”Jerih lelah dan perjuangan para eksponen Malino II jangan pernah disiasiakan. Momentum sejarah tersebut haruslah dimaknai dengan kerja keras kita bersama menciptakan Maluku yang lebih sejahtera, lebih rukun, lebih religius dan lebih berkualitas,” ungkapnya.


Bagi generasi muda Maluku, kata Gubernur, harus meneladani apa yang pernah dilakukan oleh generasi eksponen Malino II yang lalu.


Mereka terdiri dari para tokoh dan pemuda yang memiliki kepedulian tinggi terhadap perdamaian Maluku, belajarlah dan contohlah pengorbanan tersebut.


”Perjanjian Malino II telah kita lewati. Alam perdamaian dan persaudaraan juga telah berhasil kita rajut kembali. Hidup dalam kebersamaan telah kita jalani bersama. Untuk itu, mari kita jaga terus apa yang telah dicapai bersama, demi masa depan Maluku yang lebih baik,” ujar Ralahalu.


”Patut diakui, perjanjian Malino di Maluku 12 Februari 2002 lalu, setuju atau tidak telah berhasil menghentikan konflik dan kekerasan massal yang berlangsung selama 36 bulan yang mencekam. Justru disaat puluhan ribu prajurit yang diterjunkan ke lapangan tak kunjung bisa membuktikan ampuhnya pendekatan keamanan dan pertahanan,” cetus seorang eksponen Malino II Thamrin Elly mantan anggota DPR RI ini.


Ditambahkan, semua penandatangan perjanjian Maluku di Malino berkewajiban merawat roh perdamaian, yaitu roh kasih sayang yang tumbuh dalam sanubari.


”Kita tak hanya mengetuk nurani para pejabat negara supaya tidak bermain api di atas perjanjian damai yang dirumuskan di Malino yang begitu dingin. Kendati sepuluh tahun berlalu, tapi hari ini kita masih menitikan air mata karena masih ada asap mesiu di satu dua kampung kita. Duka mereka adalah duka kita dan itu sangat menusuk, kena persis di jantung perjanjian Maluku di Malino,” katanya.


jawab pertanyaan berikut ini.


1. Bagaimana perasaan kalian setelah membaca berita tersebut? Berikan alasannya!


2. Jelaskan latar belakang diselenggarakannya perjanjian Malino!


3. Jelaskan dampak diselenggarakannya perjanjian Malino!


4. Bagaimana caranya untuk memelihara perdamaian setelah perjanjian Malino?


5. Dalam kehidupan pergaulan kalian di sekolah, keluarga, atau masyarakat mungkin pernah terjadi konflik atau perselisihan, coba kalian tuliskan konflik tersebut dan jelaskan apa latar belakang penyebab terjadinya konflik tersebut ?


Jawaban:

1. saya mungkin merasa senang, lega dan optimis. Alasannya adalah karena Perjanjian Malino telah berhasil menghentikan konflik dan kekerasan massal yang terjadi selama 36 bulan di Maluku. Kesepakatan tersebut memberikan harapan bagi perdamaian, kesejahteraan, persaudaraan, dan kemajuan di wilayah tersebut.


2. Latar belakang diselenggarakannya Perjanjian Malino berasal dari konflik yang berkecamuk di Maluku sejak tahun 1999. Konflik tersebut melibatkan konflik antara kelompok agama, yaitu umat Kristen dan umat Islam, yang mengakibatkan kerusuhan, kekerasan, dan pembunuhan massal. Situasi ini membutuhkan campur tangan dan upaya untuk mencapai perdamaian antara kelompok-kelompok yang bertikai.


3. Dampak dari diselenggarakannya Perjanjian Malino adalah berhasilnya menghentikan konflik dan kekerasan massal yang berlangsung selama 36 bulan di Maluku. Perjanjian ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Maluku untuk membangun perdamaian, rekonsiliasi, dan pemulihan pasca-konflik. Dampaknya juga meliputi meningkatnya stabilitas keamanan, pembangunan ekonomi, serta terciptanya iklim yang lebih kondusif bagi kerukunan antaragama dan kemajuan daerah.


4. Untuk memelihara perdamaian setelah Perjanjian Malino, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

Menerapkan kebijakan yang mendukung rekonsiliasi dan pembangunan pasca-konflik.

Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam membangun dialog, toleransi, dan kerukunan antaragama.

Mengedepankan pendidikan dan pemahaman yang inklusif mengenai perbedaan agama, budaya, dan suku.

Menegakkan hukum yang adil dan melindungi hak asasi manusia.

Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kesetaraan akses terhadap sumber daya.

Memperkuat peran pemimpin agama dan masyarakat dalam mempromosikan perdamaian dan menyelesaikan konflik secara damai.


5. Contoh Konflik di Keluarga:

Latar belakang penyebab konflik: Perbedaan pendapat mengenai keputusan penting dalam keluarga.

Contoh: Konflik terjadi antara seorang anak remaja dan orangtuanya mengenai pilihan karier yang akan diambil oleh anak tersebut. Orangtua mungkin memiliki harapan dan preferensi tertentu, sementara anak remaja memiliki minat dan aspirasi yang berbeda. Perbedaan pendapat ini dapat memicu ketegangan dan konflik dalam keluarga, karena masing-masing pihak ingin mempertahankan keputusannya.


Contoh Konflik di Sekolah:

Latar belakang penyebab konflik: Perselisihan terkait perbedaan budaya atau kelompok sosial.

Contoh: Konflik terjadi antara dua kelompok siswa di sekolah yang memiliki latar belakang budaya, suku, atau agama yang berbeda. Mungkin terjadi stereotip, prasangka, atau ketegangan antar kelompok, yang dapat memicu insiden-insiden seperti penghinaan, intimidasi, atau konfrontasi fisik. Perbedaan budaya dan ketidaktahuan tentang kebiasaan dan nilai-nilai masing-masing kelompok dapat menjadi faktor pemicu konflik di lingkungan sekolah.


Contoh Konflik dalam Masyarakat:

Latar belakang penyebab konflik: Persaingan sumber daya dan perbedaan kepentingan.

Contoh: Konflik terjadi antara dua kelompok masyarakat di sebuah desa yang bersaing untuk mengakses sumber daya alam, misalnya lahan pertanian atau air bersih. Kedua kelompok masyarakat memiliki kepentingan yang saling bertentangan, dan persaingan ini dapat meningkat menjadi konflik yang lebih serius jika tidak ada upaya untuk mencapai kesepakatan atau penyelesaian yang adil. Faktor ekonomi, lingkungan, atau politik juga dapat mempengaruhi konflik di tingkat masyarakat.


Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.

Posting Komentar untuk "tugas mandiri 4.3 pkn kelas 9"