Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Piringan hitam paling banyak digunakan untuk mendengarkan musik pada tahun

Piringan hitam paling banyak digunakan untuk mendengarkan musik pada tahun

Piringan hitam paling banyak digunakan untuk mendengarkan musik pada tahun

a. 1600-an

b. 1700-an

c. 1800-an

d. 1900-an​

Jawaban adalah d. 1900-an​


Piringan hitam paling banyak digunakan untuk mendengarkan musik pada tahun d. 1900-an​

Pada tahun-tahun yang disebutkan, format piringan hitam atau "vinyl" belum ada. Format piringan hitam pertama kali diperkenalkan pada tahun 1948 oleh perusahaan rekaman Columbia Records. Oleh karena itu, pilihan yang tersedia adalah d. 1900-an


Piringan hitam menjadi sangat populer pada abad ke-20 dan terus digunakan secara luas hingga munculnya format digital seperti CD dan MP3. Meskipun demikian, popularitas piringan hitam mulai menurun sejak munculnya teknologi digital yang lebih praktis dan portabel.


Pada tahun 1948, sebuah inovasi revolusioner dalam industri musik memperkenalkan format baru yang akan mengubah cara dunia mendengarkan musik. Piringan hitam, yang juga dikenal sebagai vinyl, muncul sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam rekaman suara. Perusahaan rekaman Columbia Records adalah yang pertama kali meluncurkan format ini, membawa revolusi besar dalam industri musik.


Sebelum munculnya piringan hitam, rekaman musik umumnya menggunakan format shellac atau piringan berlapis kaca. Namun, format ini memiliki beberapa keterbatasan seperti ketebalan yang tebal, rentan terhadap pecah, dan kualitas suara yang terbatas. Piringan hitam memperkenalkan material vinyl yang lebih kuat, lentur, dan mampu menyimpan suara dengan jangkauan frekuensi yang lebih luas.


Kelebihan piringan hitam segera diakui oleh publik, dan format ini dengan cepat menjadi sangat populer. Dalam beberapa tahun, berbagai perusahaan rekaman lainnya juga mulai mengadopsi format ini. Piringan hitam tidak hanya menghadirkan kualitas suara yang lebih baik, tetapi juga memungkinkan musisi untuk merekam durasi yang lebih panjang dalam satu sisi piringan. Ini memungkinkan mereka untuk mengekspresikan karya mereka dengan lebih bebas dan tanpa pembatasan.


Kehadiran piringan hitam mengubah dinamika industri musik secara keseluruhan. Para pendengar sekarang dapat memiliki koleksi rekaman yang lebih besar, dan piringan hitam menjadi sumber hiburan yang populer di rumah-rumah. Piringan hitam juga menjadi sarana penting bagi para musisi untuk menyebarkan musik mereka ke berbagai tempat di seluruh dunia.


Namun, seperti halnya teknologi lainnya, perkembangan format musik terus berlanjut. Pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, format digital seperti CD mulai menggantikan popularitas piringan hitam. Meskipun begitu, penggemar piringan hitam tetap ada, dan pada dekade terakhir ini, ada peningkatan minat yang signifikan dalam memutar vinyl kembali.


Piringan hitam telah menjadi ikonik dalam sejarah musik. Keindahan suara analog dan pengalaman fisik memainkan piringan hitam mempertahankan daya tariknya bagi banyak orang. Bahkan dalam era digital, keberadaan piringan hitam terus dihargai sebagai pengingat penting akan sejarah dan perkembangan industri musik.


Piringan hitam, juga dikenal sebagai vinyl, adalah format rekaman musik analog yang terbuat dari bahan vinyl atau PVC (Polyvinyl Chloride). Piringan hitam memiliki bentuk bundar dengan diameter sekitar 12 inci (30 cm) dan lubang kecil di tengahnya. Permukaan piringan hitam terdapat goresan spiral yang berisi informasi audio yang dapat diterjemahkan menjadi suara.


Untuk mendengarkan musik dari piringan hitam, digunakan alat pemutar piringan hitam. Alat ini sering disebut sebagai turntable atau turntable player. Turntable memiliki lengan (tonearm) yang dilengkapi dengan jarum piringan yang disebut stylus. Stylus berfungsi untuk melacak goresan spiral pada permukaan piringan hitam dan mengubahnya menjadi sinyal elektrik. Sinyal tersebut kemudian diperkuat oleh preamp yang terdapat pada turntable atau melalui perangkat terpisah dan diarahkan ke speaker atau sistem audio lainnya untuk menghasilkan suara.


Cara kerja piringan hitam melibatkan putaran piringan yang berputar di bawah stylus. Ketika piringan diputar, stylus mengikuti goresan spiral yang ada di permukaan piringan, mengenali perubahan getaran dalam bentuk gelombang suara. Goresan spiral yang lebih dalam atau lebih dekat memberikan informasi tentang suara yang lebih rendah, sedangkan goresan yang lebih dangkal atau lebih jauh memberikan informasi tentang suara yang lebih tinggi. Selama putaran piringan, stylus mengubah getaran menjadi sinyal listrik yang kemudian diubah menjadi suara melalui perangkat pemrosesan audio.


Turntable, atau alat pemutar piringan hitam, biasanya dilengkapi dengan kontrol kecepatan putaran yang dapat diatur (biasanya 33 1/3 rpm, 45 rpm, atau 78 rpm) untuk memutar piringan hitam dengan kecepatan yang tepat sesuai dengan rekaman yang ada. Beberapa turntable modern juga dilengkapi dengan fitur tambahan seperti USB untuk menghubungkan ke komputer dan mengonversi rekaman ke format digital.


Seiring dengan kemajuan teknologi, pemutar piringan hitam telah mengalami perkembangan dan variasi dalam desain dan fitur. Namun, mereka umumnya tetap menggunakan prinsip dasar yang sama dalam mengubah informasi audio pada piringan hitam menjadi suara yang dapat didengar.

Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.

Posting Komentar untuk "Piringan hitam paling banyak digunakan untuk mendengarkan musik pada tahun"