Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fakta dan opini pak raden dan kisah multikulturalistik

Fakta dan opini pak raden dan kisah multikulturalistik

PAK RADEN DAN KISAH MULTIKULTURALISTIK

Jumat, 30 Oktober, tepat seminggu yg lalu, Indonesia kembali kehilangan seniman “dongeng” paling berpengaruh dlm perkembangan seni, terutama di kalangan anak² era 80an. Pak Raden alias Suyadi adalah seniman senior sekaligus pencipta kisah boneka kayu “Si Unyil”, sebuah film seri televisi Indonesia produksi PPFN. Kisah cerita si boneka kayu ini adalah legenda bagi semua anggota generasi 80an sampai awal 90an.

Legenda Unyil sedikit bercerita, kisah Si Unyil yg diciptakan Pak Raden, alumnus seni rupa ITB ini, diilhami dari pertunjukan wayang atau boneka kayu anak² diprancis. Karakter boneka anak tersebut dinamai Guignol. Ia adalah tokoh boneka yg diciptakan pada thn 1808 oleh Laurent Mourguet, seorang marionnettiste (dalang perempuan). Sampai saat ini, Guignol masih digunakan sbg hiburan anak² melalui pertunjukan di teater Guignol. Ia juga menjadi ikon/maskot Kota Lyon, Prancis. Antusiasme anak² Lyon utk menikmati hiburan Guignol ini masih sangat tinggi sampai sekarang.


Setelah beberapa kali saya menyaksikan pertunjukan Guignol, memang cukup berbeda dgn legenda Si Unyil. Pentas Guignol adalah murni sbg ajang hiburan anak² Kota Lyon&sekitarnya, tempat pusat teater Guignol berada. Dari segi ide cerita, hampir tdk ada muatan edukasi di dlm nya.


Cerita Guignol hanya sebatas cerita² ringan anak². Misalnya:kisah Guignol yg ingin memberikan kado ulang thn kpd tmn nya, tapi ternyata kado tersebut dicuri oleh seseorang. Kisahpun berlanjut pada usaha Guignol dan teman² nya mencari&mengejar si pencuri kado. Ada tokoh polisi, bajak laut, kakek²,&lainnya yg turut meramaikan aksi Guignol. Aksi kejar-kejaran dan “petak umpet” menjadi sisi yg ditonjolkan utk media “menarik tawa”&“teriakan” anak². Adegan inipun ditayangkan berulang kali. Ketika si pencuri berhasil ditangkap Guignol, ia pun dipukul berulang kali oleh Guignol. Aksi memukul ini pun kembali menjadi adegan “penarik gelak tawa” anak². Memukul adalah aksi yang lucu ketika si pencuri berkali-kali berusaha bangun, tapi kemudian dipukul lagi,&adegan ini berulang. Hampir tdk ada sisi pendidikan nilai di dlm nya.


Berbeda dgn kisah Si Unyil. Dlm beberapa cerita, kisah Unyil memang memiliki muatan ideologis&muatan politis tertentu. Ketika saat itu, Orde Baru msh berjaya, maka ia pun menggunakan media film anak² utk mempertahankan eksistensinya. Melalui Unyil, pemerintah juga turut menyosialisasikan banyak program/kebijakannya, seperti: Keluarga Berencana, ajakan melakukan ronda malam, sekolah&lainnya. Ini tdk berbeda dgn kisah Guignol pada masa awal kemunculannya. Guignol juga menjadi instrumen politik pemerintah Prancis di kala itu.


Kisah Unyil sangat menghegemoni jagat hiburan anak-anak di eranya, ketika stasiun televisi swasta blm bertaburan seperti sekarang. Sosialisasi kebijakan pemerintah melalui media anak² ini pun kemudian menjadi sangat masif. Terbukti, kisah Si Unyil sangat melegenda sampai sekarang, meskipun ia tayang terakhir kali di awal era 90an di TVRI.


Ketika stasiun RCTI&TPI mencoba menayangkan kembali kisah ini, respon anak² pun tdk sebagus ketika ditayangkan di TVRI. Ini krn jagat hiburan anak² tlh berubah mulai era 90an. Hiburan anak² tlh digantikan film² kartun impor: Doraemen, He-man, Sailormoon, Shinchan, Naruto,&yg lain. Nyaris, mulai era ini, anak² kehilangan banyak hiburan bernuansa “Indonesia” yg penuh muatan pendidikan nilai.


Multikultural

Kisah Unyil bukan sekedar “kisah ideologis”&“politis” semata. Legenda ini juga mengisahkan kehidupan sosial yang harmonis meski dihiasi banyak perbedaan. Ada tokoh Unyil, Ucrit, Usro, dan Meilani (keturunan Tionghoa) sbg tokoh utama, Bu Bariah sbg tukang gado², ada Pak Raden (tokoh dari golongan ningrat), Pak Ableh dan Pak Ogah si penjaga pos ronda (sbg tokoh kls bawah), ada pak kades dan hansip yg menggambarkan karakter aparat pemerintah.


Keragaman karakter sosial ini menunjukkan bagaimana kisah Si Unyil ingin mengajarkan kpd anak² di era itu utk menghargai perbedaan. Perbedaan kls sosial adalah hal yg nampak dlm film ini, serta perbedaan suku bangsa, sampai bagaimana Unyil menjalin hubungan pertemanan dgn orang Tionghoa (Meilani). Ini adalah terobosan bsr yg dibuat Pak Raden ketika isu rasial (Tionghoa) menjadi isu sensitif di masa Orde Baru. Kerja sama yg baik ditunjukkan dlm film ini melalui ajakan kerja bakti, ronda malam/siskamling yg menjadi “ikon” Orde Baru.


Saat ini, kita merindukan film² sekelas Unyil yg mampu menghiasai dunia anak² era 2000an dan sesudahnya. Media televisi sekarang lbh banyak mengumbar film² impor yg sarat dgn adegan kekerasan&beberapa bagian bahkan disensor. Keberadaan “bagian yg disensor” ini sebenarnya menunjukkan bahwa film² impor tersebut tdk layak tayang di Indonesia. Ini blm termasuk sinetron anak² tapi bercampur dgn gaya hidup orang dewasa yg tdk layak konsumsi.


Analisislah Fakta dan opini pak raden dan kisah multikulturalistik!

Dalam kisah Pak Raden dan Si Unyil, terdapat beberapa fakta dan opini yang dapat dianalisis. Berikut ini adalah analisis informasi yang terdapat dalam teks tersebut:


Fakta:

Pak Raden, juga dikenal sebagai Suyadi, adalah seniman senior yang menciptakan kisah boneka kayu "Si Unyil".

Si Unyil adalah film seri televisi Indonesia yang diproduksi oleh PPFN dan sangat berpengaruh dalam perkembangan seni, terutama di kalangan anak-anak era 80an dan awal 90an.

Karakter boneka anak dalam kisah Si Unyil terinspirasi dari pertunjukan wayang atau boneka kayu anak-anak di Prancis yang dinamai Guignol.

Kisah Si Unyil memiliki muatan ideologis dan politis tertentu yang digunakan untuk menyosialisasikan program dan kebijakan pemerintah Orde Baru, seperti Keluarga Berencana, ajakan melakukan ronda malam, dan pentingnya pendidikan.


Opini:

Kisah Si Unyil sangat melegenda dan masih dikenang hingga sekarang, meskipun tayang terakhir kali pada awal era 90an di TVRI.

Kisah Unyil menghegemoni jagat hiburan anak-anak pada masanya, namun saat ini anak-anak kehilangan banyak hiburan bernuansa Indonesia yang penuh muatan pendidikan nilai karena dominasi film kartun impor.

Kisah Si Unyil mengisahkan kehidupan sosial yang harmonis meski dihiasi banyak perbedaan, seperti perbedaan kelas sosial dan suku bangsa, dan mengajarkan anak-anak untuk menghargai perbedaan tersebut.

Keberadaan film-film impor yang sarat dengan adegan kekerasan dan disensor menunjukkan bahwa film-film tersebut tidak layak tayang di Indonesia, dan sinetron anak-anak saat ini juga bercampur dengan gaya hidup orang dewasa yang tidak layak dikonsumsi.

Dalam analisis tersebut, fakta-fakta yang disampaikan adalah mengenai sosok Pak Raden, penciptaan Si Unyil, pengaruhnya dalam perkembangan seni anak-anak, serta muatan ideologis dan politis dalam kisah Si Unyil yang digunakan untuk sosialisasi kebijakan pemerintah. Sementara itu, opini-opini yang disampaikan mengenai popularitas dan kehilangan hiburan bernuansa Indonesia, serta penilaian terhadap film-film impor dan sinetron anak-anak saat ini, merupakan sudut pandang dan pendapat penulis teks.

Demikian artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.

Posting Komentar untuk "Fakta dan opini pak raden dan kisah multikulturalistik"